Sejarah Patung Nanas Madu dan Sumber Mata Air di Alun -Alun Kota Pemalang

- Rabu, 08 Maret 2023 17:17 WIB
Sejarah Patung Nanas Madu dan Sumber Mata Air di Alun -Alun Kota Pemalang
bulat.co.id/ Ragil Surono
Tugu Nanas Madu di alun-alun Kota pemalang.

bulat.co.id - Banyak Masyarakat Kabupaten Pemalang, terutama yang sering berkunjung ke alun-alun Kota Pemalang merasa kaget, ternyata di bawah tugu nanas madu terdapat sumber mata air yang debit airnya begitu besar ketika menyembur keluar.

Advertisement

Baca Juga:

Sebelum adanya pembangunan Tugu Nanas, sudah ada patung bambu runcing terlebih dahulu, dibangun beserta relief bercerita tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Keberadaan patung bambu runcing tersebut saat ini ada di sebelah timur bundaran alun-alun.

Baca Juga: Revitalisasi Lapangan Sepakbola Bojongbata Masih Ditunda

Menurut seorang pemerhati sejarah, sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pemalang, Rabadi (64) menceritakan bagaimana pemindahan patung bambu runcing.

"Saat patung bambu runcing akan dipindahkan dan diganti dengan Tugu Nanas Madu, saya kurang setuju, karena patung bambu runcing tidak hanya sebatas sebagai monumen perjuangan rakyat pemalang saja. Terlepas percaya atau tidak, patung bambu runcing mempunyai kekuatan supranatural untuk menangkal energi negatif yang akan mengarah pada pendopo kabupaten Pemalang," tutur Rabadi, Selasa (7/3/2023).


Disamping itu, masih kata Rabadi, ada satu sumber mata air yang sangat besar berada di bawah patung monumen bambu runcing (sekarang tugu nanas madu). Itu sebabnya kenapa patung bambu runcing diletakkan disitu, agar sumber mata air tidak memancar keluar, jadi patung itu sebagai penyumbat mata air," kata Rabadi yakin.

Politikus senior ini lebih jauh mengatakan bahwa ia memberikan pesan kepada mandor proyek untuk memahami pembangunan Tugu Nanas Madu terkait masalah supranatural tersebut.

"Pada saat pembangunan Tugu Nanas Madu, saya berpesan pada mandor proyek itu. Untungnya si mandor juga paham dunia supranatural. Saya katakan, jika mandor ataupun anak buahnya menemukan batu pusaka atau emas, serta benda berharga apa pun agar jangan diambil. Tapi, kembalikan lagi ke tempat asalnya," tutur Rabadi.


Halaman :
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru