Pengelola Ikan Asin di Sibolga Keluhkan Tingginya Harga Garam

Pengelola Ikan Asin di Sibolga Keluhkan Tingginya Harga Garam
Doddy Irwansyah - Kamis, 09 Maret 2023 20:07 WIB
Pengelola Ikan Asin di Sibolga Keluhkan Tingginya Harga Garam
Foto: bulat.co.id/Doddy Irwansyah
Proses penjemuran ikan asin
bulat.co.id -Pelaku usaha pengelola ikan asin di Kota Sibolga mengeluhkan tingginya harga garam yang merupakan salah satu bahan baku.Para pelaku usaha ikan asin kemudian mendatangi kantor Wali Kota berharap agar mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah pada Kamis (9/3/2023).

Khairuman Hutagalung mengatakan, saat ini harga garam tembus di harga Rp 280.000 per sak (karung) dari sebelumnya di harga Rp 140.000.

"Kenaikan harga ini bertahap, sebelumnya beberapa bulan yang lalu harga garam Rp 130-140 ribu per sak, kenaikan ini sudah sampai seratus persen, kami berharap pemerintah memperhatikan nasib kami sehingga mampu membeli harga garam yang wajar," kata Khairuman dalam pertemuan di Kantor Wali Kota Sibolga. Kamis, (9/3/2023).

Sementara untuk kebutuhan bahan baku pembuatan ikan asin khususnya di kawasan Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga membutuhkan setidaknya 800 karung per bulannya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga, Jamil Zeb Tumori mengatakan, masyarakat pengasin ikan ini resah dengan naiknya harga garam yang berpengaruh terhadap penjualan mereka.
Baca juga: Sibolga Punya Jajanan Khas Brownies Krispi Dari Ikan Tuna

"Perlu kita ingat, Kota Sibolga itu Kota Inflasi, kita takut nanti harga ikan asin ini menjadi satu faktor terjadinya inflasi. Kemudian ikan-ikan asin dari luar daerah sudah mulai masuk ke Kota Sibolga karena mungkin produksi mereka murah," kata Jamil.

Menurutnya, Pemerintah Kota Sibolga harus mengambil langkah antisipasi terhadap kenaikan harga garam, salah satunya melakukan MoU dengan daerah penghasil garam.

Wakil Wali Kota Sibolga, Pantas Maruba Lumbantobing pada pertemuan tersebut mengatakan, pihaknya segera memerintahkan instansi terkait untuk mengecek kebutuhan garam di Kota Sibolga.

Terjadinya kelangkaan garam ini akibat faktor iklim sehingga petani garam tidak maksimal dalam memproduksi, kemudian menyalurkannya ke daerah yang membutuhkan garam.

"Seharusnya, mereka keluarkan tiga puluh persen dari total produksi mereka, kini hanya keluarkan tiga persen akibat gagal panen," ungkapnya.
Baca juga: Berburu Durian Bawor yang Ada Sepanjang Tahun di Kota Pemalang

Pihaknya akan menggandeng daerah penghasil garam seperti Cirebon dan Madura agar dapat menyalurkan produksi mereka untuk kebutuhan masyarakat di Kota Sibolga.

Setelah ditabulasi, pihaknya akan melakukan langkah untuk memenuhi kebutuhan garam. Termasuk melakukan intervensi harga.

"Kita juga akan subsidi ongkos, dan melakukan kontak dengan produsen garamnya. Pemerintah tidak membeli garam, tetapi masyarakat yang kumpul, kemudian kita usulkan BUMD yang membeli garamnya," Pantas menambahkan.

Advertisement
Halaman :
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru