Ancam Patahkan Tulang Wartawan, LBH Medan Minta Bupati Evaluasi Kadis Pendidikan Sergai
bulat.co.id - Pasca beredarnya pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai, berinisial SN yang arogan dan mengancam mematahkan tulang wartawan, saat di konfirmasi dan diminta komentarnya terkait robohnya tembok sekolah di Kecamatan Sei Rampah Sergai, pada Rabu (19/10/2022) kemarin, mendapat tanggapan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan.
Saat dimintai tanggapannya oleh sejumlah perwakilan awak media pada Kamis (20/10/2022) terkait persoalan ini, Kepala Devisi Sipil dan Politik LBH Medan, Maswan Tambak mengatakan, pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Sergai tersebut tidak mencerminkan prilaku dan kualitas dari seorang pejabat pemerintah.
Baca Juga:
"Respon Kadisdik Sergai itu sangat tidak mencerminkan prilaku yang baik sebagai pejabat pemerintah. Bagaimana bisa memimpin dinas pendidikan, kalau pernyataannya kasar dan mengancam begitu," kata Maswan
Menurut Maswan, harusnya SN menjawab sesuai apa yang dia ketahui tanpa harus marah apalagi melakukan pengancam. Dia pun mengingatkan jika setiap kerja kerja jurnalis dilindungi Undang Undang Pers nomor 40 tahun 1999.
"Seharusnya Kadisdik Sergai itu jawab sesuai apa yg dia ketahui saja, jangan malah mengancam balik. Seharusnya, jawab sesuai pengetahuan dan fakta di lapangan saja. Kalau tidak tau, sebagai Kepala Dinas ya harus cari tau dan harus tau. Jangan biasakan mengancam jurnalis yang bertanya itu kan sedang menjalankan tugasnya sesuai undang undang pers," sambung Maswan lagi
"Kadis kadis yang begini harus di evaluasi lah, agar tidak ada lagi yang bersikap arogan terlebih mereka adalah pejabat pemerintah," ujar Maswan mengakhiri
Sebelumnya, kalimat pengancaman oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai ini bermula ketika Jhoni Sitompul salah seorang wartawan di Kabupaten Sergai, mengkonfirmasi dirinya terkait insiden rubuhnya tembok sekolah SDN 104301 Dusun II Pasar Senin, Desa Pematang Ganjang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Sergai pada Rabu (19/10/2022) kemarin.
"Mau konfirmasi soal rubuhnya tembok, jadi setelah ke sekolah aku telfon dia bertanya mengenai peristiwa dan apa yang akan dilakukan Dinas Pendidikan untuk para siswa yang jadi korban," ujar Jhoni.
Awalnya sebut Jhoni, SN mengaku tidak mengetahui adanya insiden tersebut. Lalu Jhoni kembali bertanya kebenaran apakah salah satu korban mengalami patah tulang akibat tertimpa tembok kamar mandi.
"Awalnya dia bilang tidak tau, padahal kejadian itu pagi, aku nelfon dia sore. Jadi aku mau tanya apa hasil dari pemeriksaan terhadap korban, apakah ada yang sampai patah tulang dan apa yang dilakukan Dinas Pendidikan. Tidak lama aku tanya soal itu dia marah-marah. Dia bilang kalau tidak ada yang patah mau tulang mu yang ku patahkan," lanjut Jhoni.
"Yang mana yang patah tulang, bisa tunjukkan, nanti kalau nggak patah tulang, tulang kau yang ku patahkan, mau," ucap SN dalam rekaman yang beredar.
Dengan nada marah, SN mengatakan jika pihaknya telah memberikan perawatan terhadap para siswa. Dia lantas meminta agar berita rubuhnya tembok sekolah untuk tidak dibesar-besarkan.
Sementara itu hingga saat ini, sejumlah awak media yang coba mengkonfirmasi persolan ini kepada SN, namun yang bersangkutan belum juga memberikan keterangan.
(and)