Terungkap di Film Dirty Vote, Skandal di Balik Wacana Pemilu 1 Putaran

Hadi Iswanto - Minggu, 11 Februari 2024 18:28 WIB
Terungkap di Film Dirty Vote, Skandal di Balik Wacana Pemilu 1 Putaran
Tangkapan layar-dirtyvote Youtube
Film dokumenter Dirty Vote ungkap skandal satu putaran Paslon 02 Prabowo-Gibran

Advertisement
Bahkan, dia mengungkap bahwa dalam tingkat yang lebih lokal pernah terjadi dikotomi, dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.

Baca Juga:
"Kalau Anda lihat Pilkada DKI Jakarta, menurut data survei secara konstan sebenarnya pasangan Ahok dan Djarot yang kita ketahui didukung juga oleh Presiden Jokowi senantiasa secara konstan memenangkan posisi paling atas dari semua survei," ucapnya.

Dia menjelaskan bahwa jika dilihat dari hasil putaran pertama, memang Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan Djarot memenangkan paling atas, diikuti oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Silviana.

"Tetapi yang terjadi adalah putaran kedua keadaan tersebut berbalik, mengapa berbalik? karena bersatunya kekuatan pengkritik atau bersatunya kekuatan yang melawan orang yang paling teratas itu Anies dan AHY, seakan-akan memiliki angka penjumlahan antara jumlah suara Anies dan AHY pada saat itu," ujarnya.

Menurutnya, itu sebabnya kemudian pasangan yang didukung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu, yaitu Ahok dan Djarot harus kalah.

Belakangan muncul gerakan empat jari. Gerakan itu simbol perlawanan.

"Gerakan 4 jari itu seakan-akan menjadi tawaran seakan-akan menjadi simbol bahwa ke depan dalam Pilpres kali ini adalah penggabungan kekuatan 01 dan 03 melalui gerakan empat jari atau gerakan 04," ujarnya.

Seperti diketahui, bahwa paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran mengklaim selalu mendapatkan lebih dari 50% dalam survei, dan meyakini akan satu putaran Pemilu.

Sementara, muncul gerakan empat jari, yang diduga paslon nomor urut 01 dan 03 akan bergabung dan berkoalisi melawan 02 di putaran kedua.

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru