Ini Kabupaten Termiskin Nomor Dua di Provinsi Jawa Tengah, Yuk Simak Penjelasannya
Banyaknya pengangguran serta pola
hidup konsumtif, sementara gaya hidup yang agraris mulai ditinggalkan oleh
anak-anak muda (ABG) di pedesaan, dimana dari 2223 desa / kelurahan, 80
persennya jumlah penduduknya ada di pedesaan dan ABG-nya sudah terkontaminasi
gaya hidup yang serba instan.Sehingga mengakibatkan tidak betah hidup di rumah
/ didesanya, maka wajar terjadi urbanisasi ke kota-kota besar terutama
Jakarta.
Baca Juga:
Itulah yang dinamakan
stagnasi-sosial dimana kalau tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan
A-sosial, dimana anak-anak ABG mulai terjadi pemberontakan sosial dalam rangka
mencari jati diri sebagai remaja. Kalau tidak pas, maka mereka akan mencari
kawan-kawan senasib dan sepenanggungan dan terjadilah dinamika sosial yang terbentuk
dalam IN-GRUP apakah yang bernama kelompok punk atau kelompok anak-anak jalanan
yang spesifikasi kehidupannya berada di prapatan / trafigh ligh.
Baca Juga :Pemalang Digrebek Warga">Kembali Sarang Pengedar Obat Terlarang di Pemalang Digrebek Warga
"Suka memaksakan diri nyetop mobil
dan truck dengan resiko sangat membahayakan, bisa dilihat dan diamati ciri
khasnya kelompok tersebut, mempunyai atribut dan baju yang dipakai sangat
ekstrim dan bagaikan gaya pemberontakan dan anti kemapanan," pungkasnya.
Pun begitu, kat Nordin, disinilah
kita harus arif dalam menilai dan sebagai solusi terhadap anak-anak bangsa
tersebut, tidak cukup menyandarkan pada amanat UUD 1945 saja, dimana
menempatkan pemerintah sebagai pengampu, akan tetapi kita harus bersama-sama
secara integrated dan sinergitas dengan atau bersama masyarakat untuk
bertanggung jawab mengatasi masalah sosial tersebut.
Baca Juga :Pasar di Tengah Jalan Dikeluhkan Warga Pemalang
"Disamping itu pemerintah kabupaten
pada sektor kedinasannya jangan menampilkan "Ego sektoral" antar dinas,akan
tetapi harus dibicarakan dan diselesaikan dalam satu meja, secara bersama
sama," tutupnya.