Paralayang dan Gantole Sumut Gunakan Peralatan yang Sudah Usang
Pemprov Sumut melalui Dispora melakukan visitasi venue yang merupakan bagian dari Publikasi PON XXI/2024 wilayah Sumatera Utara.
Visitasi ini berlangsung di Geosite Huta Ginjang, yang jadi salah satu tempat latihan atlet paralayang dan gantole. Kunjungan berlangsung selama dua hari, Jumat (1/12) hinga Sabtu (2/12).
Baca Juga:
Pada hari pertama, para atlet sempat beberapa kali 'terbang' atau berlatih meski pada akhirnya hujan dan kabut menghambat. Latihan lanjut di hari kedua.
Pelatih Paralayang Sumut, Raja Siregar mengatakan, saat ini atlet Pelatda PON 2024 berlatih di tiga titik lokasi.
"Di Huta Ginjang ada 2 atlet ditambah yang non pelatda juga ada.Di Karo, tepatnya di Bukit Gajah Bobok ada 2 atlet dan di Sipirok ada 4 atlet. Jadi total ada 8 atlet paralayang Sumut. Biasa latihan teknik Sabtu dan Minggu, selebihnya ada fisik juga," kata Raja Siregar.
Delapan atlet ini seperti Iqmal Yunus Nasution, Rudi H Simaremare, Enjel M Siregar, Andreas Sinaga, Ucok Atopan Sagala, Yola Nopriyoni, Rama Yulis dan Aprita Wulandari akan berjuang untuk tiga nomor lomba di PON 2024 nantinya. Mulai dari Ketepatan Mendarat yang mengharuskan atlet mendarat sesuai titik yang ditentukan. Lalu Cross Country (jelajah alam) di mana atlet terbang sejauh mungkin menggunakan GPS. Selanjutnya Terbang Tandem (berdua).
"Semunya untuk kategori perorangan putra putri dan beregu putra putri dengan total 12 emas. Target kami paralayang setidaknya bisa empat emas," kata Raja.
Sejumlah kendala dihadapi selama Pelatda. Utamanya dari segi peralatan yang diakui Raja sudah usang.
"Parasut kita sudah lama. Untuk yang cross country juga kita gak ada parasutnya, selama ini pakai alat yang ketepatan mendarat. Tentunya bila ada alat baru akan menambah percaya diri, karena kontrolnya pasti lebih halus. Tahun lalu sudah diajukan, tapi sampai sekarang belum ada," kata Raja.
Selain keterbatasan alat, Raja juga menginginkan para atletnya bisa berlatih di Aceh yang jadi lokasi atau venue PON 2024.
"Supaya kita mengetahui lokasi, tofografinya seperti apa, angin dan lainnya. Biar bisa adaptasi juga," lanjutnya.
Di sisi lain, kendala juga dihadapi atlet Gantole Sumut. Tiga atlet Pelatda saat ini, Irfan Aritongan, Bagus Rajagukguk dan Berlas Aritonang kompak menyebut alat terbang sudah tidak memadai lagi.
"Cuma ada 3 alat yang sudah tua, gak layang dipakai terbang lagi. Layar keropos, down tube banyak sambungan. Kami minta alat baru," kata Irfan peraih emas dan perak Kejuaraan nasional di Padang 2022 lalu.
Belum lagi urusan pelatih yang saat ini berdomisili di Sumbar. "Kadang pelatih datang, atau kita yang datangi pelatih latihan ke Sumbar. Terakhir April kemarin kami ke sana. Rencana 10 Desember ini kami ke sana lagi," ucapnya.
Adapun khusus gantole ada 3 nomor lomba yang dipertandingkan di PON 2024. Mulai dari ketepatan mendarat, durasi dan lintas alam masing-masing peroragan dan beregu. "Target pribadi tentu bisa dapat emas," katanya lagi.
Sementara Jonny Siahaan mewakil Dispora usai Visitasi tersebut mengatakan, aero sport merupakan olahraga ekstrem yang harus terus dikawal. Makanya dia meminta agar Binpres dari FASI Sumut untuk maksimal melihat latihan atlet di tiga lokasi.
"Saya juga sudah dengar langsung kendala mereka selama Pelatda. Ini akan saya teruskan. Saya tetap minta atlet tetap bekerja keras dan tetap semangat berlatih," pungkasnya. (ham)