Polemik Pernikahan Anjing, Dinilai Lecehkan Adat Hingga Sampaikan Maaf

- Kamis, 20 Juli 2023 13:57 WIB
Polemik Pernikahan Anjing, Dinilai Lecehkan Adat Hingga Sampaikan Maaf
internet
Pernikahan Anjing yang diberi nama Jojo dan Luna menuai polemik karena dinilai melecehkan adat Jawa

bulat.co.id -JAKARTA | Pernikahan pasangan anjing yang diberi nama Jojo dan Luna menuai polemik. Berbagai pandangan muncuat dan menjadi pembahasan di media sosial.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kamis (20/7), pesta pernikahan hewan yang menelan biaya sebesar Rp 200 juta itu dinilai melecehkan adat Jawa. Sebab, pada perayaan dengan nama Jojo Luna Party tersebut memakai pakaian adat Jawa.

Baca Juga:
Baca Juga :Andre Onana Doakan Inter Milar Raih Scudetto Usai Hijrah ke MU
Selain itu, pesta pernikahan yang menelan biaya besar itu dinilai ketidak pekaan kaum kelas atas terhadap kondisi sosial masyarakat yang timpang secara ekonomi.

Namun, sebagian kalangan menilai perhelatan mahal itu bentuk kasih sayang pemiliknya kepada hewan peliharaan yang sudah dianggap sebagai anak.

Akibat polemik yang terjadi, Indira Ratnasari selaku pemilik Luna menyatakan permintaan maaf atas penggunaan adat Jawa dalam pernikahan hewan tersebut.



"Dengan ini kami menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo Luna Party," ujar Indira, dikutip dari unggahan Instagram akun @brigitavirginiamakeup.

"Kami sangat menyesal dan memohon maaf sebesar-besarnya kepada para penggiat budaya Jawa dan seluruh masyarakat Indonesia yang kurang berkenan dan tersakiti dengan acara ini," sambungnya.

Baca Juga :Dua Orang Tewas Peristiwa Penembakan Massal di Selandia Baru

Indira menyebut, dirinya sama sekali tidak memiliki niat untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Indonesia, terutama budaya Jawa. "Kami sangat berterima kasih juga karena telah diingatkan kembali untuk lebih memahami budaya tersebut," katanya.

Seperti diketahui, perayaan pernikahan dua ekor anjing ras Jojo dan Luna dilaksanakan pada Jumat (14/07) lalu berlangsung selayaknya perkawinan manusia.

Pada sesi pertama, keduanya melangsungkan acara pemberkatan. Dari foto-foto yang diunggah Indira Ratnasari di Instagram, anjing betinanya bernama Luna mengenakan gaun berwarna putih dan Jojo memakai tuksedo.

jojo luna 2.jpg">


Kemudian di acara resepsi, Luna dan Jojo memakai pakaian tradisional Jawa yang didesain khusus untuk anjing. Tak ketinggalan kedua pemiliknya juga mengenakan seragam khas Jawa berwarna hijau lengkap dengan pengiring. "Selamat berbahagia Jojo dan Luna," demikian ucapan yang dipampang bersama foto pasangan pengantin.

Pemilik anjing jantan Jojo, Valentine Chandra, mengatakan Jojo dan Luna sebetulnya sudah melangsungkan acarapre-weddingpada Mei lalu yang berbarengan dengan ulang tahun Jojo yang ke-2. Saat ingin menggelar pesta ulang tahun untuk Jojo, tercetus ide menyelenggarakan resepsi pernikahan.



"Tadinya mau merayakan ulang tahun Jojo aja. Ternyata kenapa nggak sekalian dibikinweddingaja ya. Ya sudah kami cari vendor sana-sini akhirnya pernikahan terjadi," ujar Valen.

Valen tak menampik kalau uang yang dihabiskan untuk acara ini mencapai Rp200 juta lebih. Biaya itu dipakai untuk membeli kostum, katering, dekorasi, hingga hadiah untuk para undangan yang hadir.

"Hadiah adadoorprize, karena kita ada lombafashion showanjing danownernya dengan baju adat tema Nusantara. Kami berikan hadiah kepada tiga pemenang. Doorprizemobil CRV mainan untuk anak, terus ada hadiahvacuum cleaner, yang totalnya hampir Rp10 juta," terangnya.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, pangkal utama dari munculnya perdebatan bahkan sindiran dari warganet atas pernikahan mewah sepasang anjing ini karena "praktik-praktik orang yang mengglorifikasi kekayaan secara berlebihan".

"Kasus-kasus pamer kekayaan ini belakangan juga marak dikuliti warganet dan berakhir dengan pemeriksaan di kepolisian bahkan KPK," kata Devie.

Dia mencontohkan kasus anak pejabat Direktorat Jendral Pajak, Mario Dandy yang memamerkan kendaraan mewah milik bapaknya di Instagram. "Pangkal utamanya adalah mau hidup di ruangonlineatauofflineitu sederhana, Anda harus tahu ada budaya, etika yang perlu diperhatikan kalau Anda ingin hidup harmonis dengan orang lain," ujar Devie.

"Mengingat manusia hidup bersosial, sehingga kita tidak bisa merasa bahwa kita punya hak absolut untuk melakukan apapun dan melupakan orang-orang di sekitar kita," sambungnya.

Itu mengapa bagi Devie tidak ada yang salah dengan "kebaperan" sebagian orang melihat foto-foto mewah pesta pernikahan anjing tersebut. "Sebab ketika mengunggah sesuatu di media sosial dan dilihat oleh beragam orang dengan latar belakang pendidikan dan ekonomi yang berbeda, ada baiknya orang-orang tidak melakukan hal yang berpeluang membuat orang lain murka. Jadi tanggung jawab sosial dari dampak sebuah komunikasi bukan pada sang penerima pesan, tapi produsen pesan," urainya. (dhan/bbs)

Halaman :
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru