Emak-emak di Labura yang Lahannya Diduga Dirusak KTH KPLS Gruduk Kantor DPR-RI
Dari video viral di media sosial yang dilihat bulat.co.id, terlihat seorang emak-emak yang diketahui bernama Nurhaidah Lubis (60) menyampaikan orasinya di depan pintu masuk gedung DPR-RI.
Dia meminta kepada Ketua DPR-RI, Puan Maharani agar bertindak tegas dalam masalah yang tengah dihadapi masyarakat petani di Labura, Sumatera Utara.
Baca Juga:
"Kepada Ibu Siti Nurbaya, Menteri LHK, cabut lah izin KTH ibu itu. Gara-gara temenan ibu Siti Nurbaya, KTH merusak lahan kami. Ibu silap kenak tipu, kami yang korban. Tindak lanjuti yang menipu ibu itu, kami keberatan. Kami yakin pikiran seorang wanita lembut, karena kami juga wanita," kata Nurhaidah dalam orasinya.
Video sejumlah emak-emak di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara yang meminta bantuan kepada Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun Tiktok @Cinta tralala2 ini, terlihat sejumlah emak-emak memegang sepanduk yang bertuliskan "Tanaman ku dirusak. Aku yang dijadikan polisi sebagai tersangka di Labura tanpa pemeriksaan. Ibu Nurhaidah Lubis (60). Pak kapolri tolong saya. Copot Kapolsek Kualuh Hilir".
Selain memegang spanduk, terdengar suara seorang ibu diduga bernama Nurhaidah yang meminta agar Kapolri mencopot Kapolsek Kualuh Leidong.
Di video berikutnya, terlihat beberapa emak-emak memegang spanduk sembari menyampaikan orasi dan kekecewaannya terhadap Karya Prima Leidong Sejahtera (KPLS) yang diduga siluman PT Sawita.
"Katanya negara ini negara hukum pak Jokowi. Kenapa tidak ditangkap perusahaan dari KPLS. Pak Jokowi juga udah kemari, dibilang pak Jokowi tidak berlaku, itulah yang dibilang KPLS, siluman dari PT Sawita Leidong Jaya," kata seorang emak-emak yang ada di dalam video.
Bahkan, seorang emak-emak lainnya juga terlihat mengibarkan bendera merah putih sembari berorasi menyampaikan kekecewaannya terhadap KPLS.
"Bendera merah putih, merah darahku putih tulangku. Memperjuangkan Indonesia nenek moyang kita. Dulu dijajah Belanda, sekarang dijajah pengusaha," ujarnya.