Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh

- Senin, 26 Desember 2022 15:32 WIB
Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh
Istimewa
Pasca Tsunami Aceh
Negara yang terdampak

Tak hanya Aceh dan Sumatera Utara, sejumlah wilayah negara lain juga terdampak. Korban jiwa dari negara lain tak kalah banyak, terutama negara-negara yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

Bencana nasional

Di Aceh, bencana dahsyat ini memutuskan semua jaringan listrik dan komunikasi sehingga kondisi benar-benar darurat. Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa banyak yang hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya.

Warga yang masih selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya ratusan, tapi ratusan ribu, mereka harus hidup di lokasi pengungsian. Bencana ini sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga beberapa bulan setelahnya.

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tiga hari berkabung sebagai wujud simpati negara dan bangsa Indonesia pada bencana tsunami Aceh.

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi. Sejak itu, bantuan internasional pun berdatangan, termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana.

Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 Januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas sangat mungkin melebihi angka 200 ribu jiwa.

Data lain mencatat, jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa. Jumlah itu bukan hanya dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, tetapi juga termasuk dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Dampak psikologis

Tsunami Aceh menjadi bencana besar yang memberikan dampak multidimensi, meliputi sosial budaya, ekonomi, infrastruktur, dan tentu saja psikologis yang paling sulit dipulihkan.

Warga kehilangan tempat tinggal, anggota keluarga, teman, dan seluruh lingkungan atau komunitas. Banyak jiwa yang mengalami trauma hingga sedih berkepanjangan sebelum bisa bangkit lagi.

Bahkan hingga 18 tahun berlalu, gempa dan tsunami Aceh masih menyisakan luka bagi para korban. Masih banyak para orang tua dan anak menitikkan air mata mengingat orang terkasih hanyut bersama gelombang tsunami di depan mata mereka sendiri

Advertisement
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru