Cerita Komjen Idham Azis Tolak Permintaan Jokowi hingga Gebrak Meja di Depan Kapolri

Redaksi - Rabu, 06 Maret 2024 09:30 WIB
Cerita Komjen Idham Azis Tolak Permintaan Jokowi hingga Gebrak Meja di Depan Kapolri
Istimewa
Advertisement

Namun saat Tito Karnavian berpamitan kepada seluruh Kapolda melalui video conference pada 23 Oktober sore, Idham dibuat tertegun. Terasa ada yang mengganjal di dadanya, karena Tito antara lain menyatakan sekalipun Idham sudah ditunjuk Presiden, belum tentu bakal jadi Kapolri karena masih harus menjalani Uji Kelayakan dan Kepatutan di DPR. Ia benar-benar tak menyangka sekondannya akan memberikan pernyataan terbuka seperti itu.

Baca Juga:

"Mungkin saja saya kurang di satu hal, tapi saya kan juga bisa mengerjakan hal-hal lain yang orang lain belum tentu bisa. Saya tidak pernah minta jadi Kapolri, ini murni keinginan Pak Jokowi," kata Idham.

Toh begitu, dalam perjalanannya sebagai Kapolri, Idham Azis tak serta merta mengikuti semua keinginan Presiden. Suatu hari, Presiden meminta masukan tentang kemungkinan digelarnya liga sepak bola nasional. Idham tegas menolak sebab pada 19 Maret 2020 dia menerbitkan Maklumat Kapolri tentang panduan masyarakat menjalankan aktivitas sehari-hari di tengah Pandemi Covid-19. "Menang saja ribut, apalagi kalah," kata Idham.

Ternyata Presiden Jokowi langsung memahami dan menyetujui sikapnya itu. "Di sini saya bersaksi bahwa Pak Jokowi demokratis," kata Idham.

Ada kisah lain yang terungkap dalam buku ini terkait sikap tegas Idham Azis yang mungkin juga bisa dinilai berlebihan. Saat menjadi perwira menengah dia bertahun-tahun bertugas untuk menangani terorisme di Poso. Salah satu pentolan di sana yang berkali-kali luput dari penangkapan adalah Santoso.

Jelang setahun menjadi Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng), Brigjen Idham Azis diminta paparan oleh Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Turut hadir dalam rapat 8 Oktober 2015 itu Wakapolri Komjen Budi Gunawan dan beberapa perwira tinggi bintang tiga lainnya. Juga ada perwakilan dari Kopassus dan Kasrem yang masing-masing berpangkat Letkol.

Saat Kepala Biro Operasi Polda Sulteng Herry Nahak menyampaikan paparan, tiba-tiba Kapolri meluapkan amarah dan menyalahkan-nyalahkan Herry. Menyaksikan hal itu Idham tak terima dan langsung menggebrak meja. "Kalau saya dianggap tidak mampu, Bapak silahkan ganti saya. Saya wakafkan pangkat dan jabatan saya untuk mencari Santoso, tapi jangan salahkan anak buah saya," ujarnya.

Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru