Kritik Keras Hujani Niat Kak Seto yang Akan Dampingi Anak Ferdy Sambo

- Minggu, 28 Agustus 2022 01:59 WIB
Kritik Keras Hujani Niat Kak Seto yang Akan Dampingi Anak Ferdy Sambo
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait. (Foto: Beritasatu.com)

bulat.co.id - Seto Mulyadi atau akrab dipanggil Kak Seto yang merupaka Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) berencana akan berikan perlindungan dan pendampingan psikologi terhadap anak-anak Ferdy Sambo tuai kritik dari berbagai pihak.

Advertisement

Banyak pihak anggap langkah Kak Seto hanyalah cari sensasi dan pencitraan di balik kasus yang menjerat Ferdy Sambo. Dikutip dari beritasatu.com, Selain mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara, salah satu kritik yang cukup keras juga dilontarkan oleh Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait.

Baca Juga:

Arist menilai, langkah Kak Seto itu tidak tepat lantaran anak Ferdy Sambo masih memiliki keluarga besar dan bukan yatim piatu.

“Saya kira pertama kan anaknya Sambo itu kan bukan yatim piatu ya, tetapi karena orang tuanya tersangkut hukum aja,” ucapnya dikutip melalui sambungan telepon, Sabtu (27/8/2022).

“Dan saya kira yang lebih pas adalah mendapat perlindungan dari keluarga besar Sambo dan istrinya, karena kan istrinya juga belum ditahan ya,” kata Arist.

Arist pun mempertanyakan langkah Kak Seto yang memberikan perhatian besar kepada anak-anak Ferdy Sambo. Bahkan, hingga memberikan perlindungan dan pendampingan psikologis terhadap mereka.

“Saya juga belum melihat kok ada, pem-bully-an. Saya rasa semua orang menjaga kok anak-anak itu yang tidak tersangkut paut dengan kelakuan orang tuanya,” ungkapnya.

“Terus ngapain kita ibarat mau melindungi anaknya,” sambung Arist.

Menurut Arist, langkah itu tak lazim. Hal ini mengingat masih banyak anak-anak yang lebih membutuhkan perhatian dalam hal pendampingan psikologis dan hukum.

“Misalnya anak terduga teroris, dan sebagainya. Itu perlu mendapat perlindungan," katanya.

Menurut Arist, kalau pun anak-anak Ferdy Sambo mendapat perundungan, negara dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang seharusnya mengambil peran melindungi mereka.

"Artinya negara harus hadir dalam situasi yang sekarang, bukan justru kita ambil alih anak itu,” jelasnya.

Arist menyarankan anak-anak Ferdy Sambo diserahkan kepada keluarganya. Anak-anak itu, katanya bukan yatim piatu dan bukan dari keluarga miskin.

“Saya kira untuk hidup sampai baik tidak kekurangan apa pun,” ujarnya.

Arist menilai apa yang dialami anak-anak Ferdy Sambo bukanlah hal yang darurat hingga membutuhkan perlindungan dan pendampingan.

“Tentu saya sendiri tidak masuk ke wilayah itu, karena saya anggap dan saya nilai itu keluarga besar Sambo masih mampu untuk melindungi itu. Jadi kalau ada orang yang seolah-olah mau melindungi, ya bisa saja itu disebut pencitraan,” sebutnya.

“Sekali lagi itu bukan anak yatim piatu, itu dari keluarga kaya, irjen loh,” katanya.

Menurut Arist, masih banyak anak yang harus ditolong, seperti anak korban kekerasan, keluarga miskin yang tidak mampu dan membutuhkan keadilan.

“Itu yang perlu kita lindungi. Tetapi bukan berarti (anak-anak Sambo) enggak penting ya, hanya saja saya sampai saat ini belum menerima laporan pem-bully-an anaknya Sambo,” tambahnya.

Yang jelas, tegas Arist, keluarga besar Ferdy Sambo masih mampu mengurus anak-anak tersebut. Untuk itu, Arist meminta tidak perlu merasa menjadi pahlawan dengan mendampingi anak-anak Ferdy Sambo.

“Ada keluarganya, kita serahkan ke sana tanggung jawabnya, bukan diambil alih kita, bukan sok jadi pahlawan,” tegasnya.

“Nah, kalau anaknya sambo ini kalau pun nanti dia dapat pem-bully-an atau sebagainya, itu harus negara yang ambil alih. Jangan kita yang ambil alih,” pungkasnya.

(red)

Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru