Fakta Dibalik Misteri Mutilasi Mahasiswa UMY Sleman

Redaksi - Sabtu, 22 Juli 2023 11:10 WIB
Fakta Dibalik Misteri Mutilasi Mahasiswa UMY Sleman
internet
bulat.co.id -YOGYAKARTA | Teka-teki dan misterimutilasimahasiswa UMY yang dilakukan Waliyin dan RD, sedikit demi sedikit mulai terkuak.

Advertisement

Meskipun polisi saat ini sudah menangkap kedua pelaku, namun fakta dibalik peristiwa ini belum sepenuhnya terungkap.

Baca Juga:

Bahkan kedua pelaku sempat mencoba melarikan diri dan bersembunyi di Bogor, Jawa Barat.

Diketahui, Waliyin merupakan warga Magelang berusia 29 tahun dan RD adalah warga DKI Jakarta berusia 38 tahun itu. Kasus ini sendiri ditangani penyidik Direktorat Reserse Kriminal UmumPolda DIY.

Setelah berhasil menangkap kedua pelaku, satu per satu fakta terkait kasus ini mulai terungkap oleh polisi. Berdasarkan keterangan dan pengakuan kedua pelaku, maupun dari berbagai barang bukti yang sudah diamankan. Pemicu aksi kejimutilasihingga korban direbus itu pun terungkap.

Baca Juga :Seorang Wanita di Makassar Diperkosa 10 Pria di Hotel, Salah Satu Pelaku Pacarnya Sendiri

Sebelumnya, mahasiswa UMY itu dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Kasihan, Bantul. Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi mendapat informasi bahwa Redho terakhir kali terlihat pada Selasa, (11/7/23) dini hari.

Sejak saat itu, Redho sama sekali tidak pernah kembali ke tempat kos-nya. Sementara, penemuan sebagian potongan tubuh korbanmutilasiitu terjadi sehari setelahnya.

Pelaku dan Korban Satu Komunitas Facebook "Aktivitas Tidak Wajar"

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIJ Kombes FX Endriadi mengungkap,mutilasimahasiswa UMY itu bermula dari perkenalan di media sosial. Endriadi menyatakan, korban dan pelaku adalah anggota sebuah komunitas yang memiliki grup media sosial Facebook.

Disebutkan bahwa komunitas itu melakukan aktivitas tidak wajar.Namun tidak dijelaskan secara jelas dan detil soal maksud dari 'aktivitas tidak wajar' tersebut.

Baca Juga :Kejati Sumut Tahan Tiga Tersangka Korupsi Jalan Silangit-Muara

Karena sama-sama menjadi anggota komunitas tersebut, Redho, Waliyin dan RD akhirnya kerap berinteraksi.Interaksi yang cukup sering dan intens itu pula yang kemudian mengawali ketiganya saling berkenalan.

Perkenalan antara Redho, Waliyin dan RD terjadi sekitar 3 bulan sebelumnya. Sejak saat itu, korban dan kedua pelaku semakin intens berkomunikasi satu sama lainnya.

Dari komunikasi itens dan perkenalan itu, ketiganya lantas sepakat untuk melakukan pertemuan alias kopi darat. Hal itu dimulai oleh Waliyin yang mengundang RD datang ke Jogja. Undangan itu lantas disanggupi RD. Tujuan dari undangan Waliyin ke Jogjakarta itu tidak lain adalah juga untuk bertemu dengan Redho.

Setibanya di Jogja, RD langsung dijemput oleh Waliyin. RD kemudian diajak menginap di tempat kos di Dusun Krapyak, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Sleman.

Selanjutnya, korban dan kedua pelaku disebut Endriadi melakukan aktivitas tidak wajar sebagaimana ia maksud sebelumnya. Hal itu dilakukan secara bersama-sama. Akan tetapi tidak dijelaskan apakah aktivitas tersebut dilakukan di tempat kos Waliyin atau di lokasi lain.

Untuk diketahui, Kombes Endriadi mengungkap bahwa aktivitas tidak wajar itu merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kekerasan. Namun, entah bagaimana ceritanya, kekerasan itu ternyata dilakukan secara berlebihan.

Akibat aktivitas tidak wajar itu pula yang akhirnya membuat Redho Tri Agustian meninggal dunia.

"Korban dan pelaku melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain dan terjadi berlebihan," ungkap Endriadi.

Mutilasi Dilakukan untuk Menghilangkan Jejak

Melihat Redho tidak bernyawa, Waliyin dan RD langsung panik. Keduanya kemudian bersepakat dan memutuskan untuk menghilangkan jejak peristiwa di malam kejadian itu. Tujuannya agar tidak bisa dideteksi sekaligus menyulitkan polisi dan diketahui orang lain.

Kedua pelaku akhirnya memutuskan untuk memotong-motong tubuh korban. Hal pertama yang dilakukan pelaku adalah dengan memotong bagian kepala, pergelangan tangan dan kaki.

Selanjutnya, Waliyin dan RD juga memotong bagian tubuh lainnya mahasiswa UMY itu. Tidak hanya memotong. Kedua pelaku juga merebus bagian tubuh korban. Tujuannya untuk menghilangkan identitas korban, yakni berupa sidik jari.

"Untuk menghilangkan jejaknya, terhadap pergelangan tangan dan pergelangan kaki, pelaku merebusnya untuk menghilangkan sidik jarinya," beber Endriadi.


Polisi Gunakan Crime Scientific Investigation Ungkap Kasus Mutilasi

Wadir Reskrimum Polda DIY AKBP Tri Panungko mengungkapkan, dalam mengungkap perkara ini pihaknya menggunakan crime scientific investigation atau metode pendekatan penyidikan dengan mengedepankan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, guna mengungkap suatu kasus yang terjadi.

"Saat ini Kami sedang mendalami itu. Mendalami terkait dengan scientific investigation, terkait dengan keilmuan-keilmuan lainnya itu, untuk mendukung data-data kami di antaranya kami juga meminta sampel DNA dari orang tua korban untuk memastikan bahwa korban itu memang benar adanya seperti yang menjadi dugaan," kata Panungko.

Polisi juga melakukan digital forensik terhadap handphone para pelaku.

Halaman :
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru