Margasu Minta Polda Sumut Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Malpraktek Bayi 2 Hari
Redaksi - Senin, 22 Mei 2023 19:24 WIB

Istimewa
bulat.co.id - Sudah tiga bulan lamanya laporan kasus dugaan malpraktek bayi 2 hari di Rumah Sakit (RS) Mitra Medika Jalan SM. Raja Medan, tidak ada tersangkanya. Padahal Polda Sumut sudah memeriksa orang tua korban, saksi, dan pihak rumah sakit.
Masyarakat Garuda Sumatera Utara (Margasu) pun mendesak penyidik Tipiter Polda Sumut untuk segera menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
Desakan itu disampaikan Margasu dalam aksi damainya di depan Polda Sumut. Ketua Umum Margasu Hasanul Arifin Rambe SPd, SH meminta Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra, agar melakukan intervensi kepada penyidik tipiter untuk menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
"Penyidik jangan hanya perawatnya saja yang akan dijadikan tersangka, harus juga pihak manejem, khususnya direktur rumah sakit. Kasus ini yang bertanggungjawab manejemen, bukan perawat. Kapolda Irjen Panca harus turun tangan dalam kasus dugaan malpraktek bayi 2 hari di rumah sakit Mitra Medika tersebut," ucap Hasanul, Senin (22/5/2023).
Baca Juga:Polisi Amankan Ganja 173 Kilogram dan Tiga Tersangka
Sesuai laporan orang tua bayi, Ibnu Sanjaya Hutabarat bernomor: LP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumut tanggal 14 Maret 2023, Hasanul Rambe menjelaskan, rumah sakit Mitra Medika telah melanggar undang undang no. 36 tahun 2014 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 84 ayat 1, dalam kasus dugaan malpraktek bayi 2 hari tersebut.
Kemudian, kata Hasanul, jika aksi damai mereka tidak direspon oleh penyidik Tipiter Polda Sumut, maka Margasu akan melakukan aksi kembali menuntut keadilan hukum dalam kasus dugaan malpraktek bayi 2 hari, anak dari Ibnu Sanjaya Hutabarat.
"Kita akan terus membuat aksi untuk menuntut keadilan. Jangan karna Ibnu Sanjaya orang susah, sesuka mereka memperlakukan kasus anak si Ibnu seperti ini," tegas Hasanul.
Massa Margasu yang datang ke Polda Sumut pun terlihat membawa dua buah spanduk bertuliskan "Hati Hati Berobat di RS Mitra Medika, dan Minta Penyidik Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Malpraktek Bayi 2 Hari".
Setalah berorasi beberapa lama, perwakilan dari Margasu akhirnya diterima pihak Dumas Polda Sumut AKP Edy, dan Penyidik Tipiter Krimsus Ipda Rudy. Keduanya pun berjanji akan menyampaikan aspirasi Margasu terkait kasus dugaan malpraktek bayi 2 hari di rumah sakit Mitra Medika ke Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra.
Kronologi
Ibnu Sajaya Hutabarat (25), ayah bayi tersebut menceritakan awal kejadian bayinya diduga menjadi korban malpraktek program stunting pemerintah di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Jalan SM. Raja Medan.
"Awalnya saya ditawark perawat ikut program pemerintah skrining atau hipoteroid untuk cek stunting dan keterbelakangan mental anak. Itu pada Rabu 8 Maret, sekitar waktu magrib ke isya, dan ke saya diajukan form persetujuan atau menolak," ujar Ibnu, Rabu (15/5/2023) kemarin.
Tawaran perawat rumah sakit umum Mitra Medika tidak langsung diterima oleh Ibnu. Warga Jalan Pelajar Medan ini minta waktu untuk membicarakannya dengan keluarganya.
Esoknya, Kamis 9 Maret sekitar pukul 15.30 WIB, Ibnu kembali dipanggil ke ruangan bayi dan bertemu dengan perwat perihal program stunting pemerintah.
"Karena katanya tidak ada risiko apa apa, dan SOP serta mekanismenya hanya pengambilan sampel darah, seperti cek gula darah dan cek golongan darah, hanya mengambil sedikit darah menggunakan jarum ke tumit bayiku, aku tanda tangan form persetujuan itu," kata Ibnu.
Pengambilan sampel darah dari tumit bayi pun dilakukan pada Jumat 10 Maret 2023, sekira sore hari.
"Katanya program ini bisa dilakukan setelah 2 x 24 jam, atau setelah 2 hari kelahiran paling cepat, dan paling lama 5 hari setelah lahir. Tapi sekira waktu magrib, aku lihat kaki anak ku sudah dibalut kain kasa," jelas Ibnu lagi.
Setelah diambil darahnya, telapak kaki bayinya cedera berwarna merah.
"Di situ aku panik sekali pas melihat telapak kaki anak ku berubah berwarna merah darah, aku tanya sama perawat tetapi jawaban mereka satupun tak memuaskan. Anak ku terlihat gelisah gitu, macan kesakitan. Jujur aku panik, baru beberapa hari lahir anak ku itu, awalnya cantik kok bisa begini. Sampai besoknya pun aku tak puas dengan jawaban pihak rumah sakit," kata Ibnu.
Setelah berdiskusi dengan keluarga, lanjut Ibnu, akhirnya diputuskan untuk membuat laporan ke polisi. Didampingi pengacara Siti Junaida Hasibuan SH, MKn, laporan Ibnu diterima Polda Sumut dengan bukti laporan nomor: STTLP/B/319/III/2023/SPKT/Polda Sumut, tertanggal 14 Maret 2023.
Siti Junaida Hasibuan SH, MKn, kuasa hukum Ibnu Hutabarat mengatakan, kasus yang menimpa bayi kliennya ini harus menjadi perhatian semua pihak, khususnya pemerintah, karena program stunting yang ditawarkan pihak rumah sakit umum Mitra Medika Medan telah mengakibatkan bayi kliennya menderita.
"Saya minta Polda Sumut kerja cepat menindaklanjuti laporan klien saya, agar pemerintah pusat dan daerah segera mengetahui adanya kasus dugaan malpraktek akibat program stunting pemerintah ini," kata Siti.
Editor
:
Tags
Berita Terkait

Terkait Stunting di Madina, Arief Tampubolon: Siapapun yang Terlibat Harus Mempertanggungjawabkan Perbuatannya

Terkait Stunting di Madina, Arief Tampubolon: Siapapun yang Terlibat Harus Mempertanggungjawabkan Perbuatannya

Dalam Sidang Praperadilan Ramli Sembiring, Begini Kata Ahli

Dalam Sidang Praperadilan Ramli Sembiring, Begini Kata Ahli

Dalam Sidang Praperadilan Ramli Sembiring, Begini Kata Ahli

Kuasa Hukum Pertanyakan Prosedur Penetapan Tersangka Kompol Ramli di Sidang Praperadilan
Komentar