Dulu Sarang Narkoba, Kini Kampung Kubur Jadi Kampung Sejahtera

Redaksi - Minggu, 26 November 2023 15:15 WIB
Dulu Sarang Narkoba, Kini Kampung Kubur Jadi Kampung Sejahtera
Istimewa

bulat.co.id -MEDAN | Kampung Kubur dulunya dikenal sebagai tempat peredaran atau sarang narkoba. Perlahan tempat itu kini berubah menjadi Kampung Sejahtera.

Advertisement

Berlokasi di Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, kampung tersebut memiliki luas sekitar 2 hektare dan dihuni oleh ratusan kepala keluarga. Kampung Sejahtera yang memiliki lingkungan bersih dan berbagai kegiatan yang positif.

Perubahan Kampung Kubur menjadi Kampung Sejahtera merupakan kolaborasi atau kerja sama antara pemerintah kota bersama tokoh masyarakat serta warga setempat.
Asal Usul Nama Kampung Kubur.

Menurut Munusami (63), salah seorang tokoh agama di Kampung Sejahtera, nama Kampung Kubur sendiri sesungguhnya berasal dari adanya kuburan orang India muslim yang terletak di kampung tersebut.

"Karena ada kuburan di dalamnya. Kuburan India Muslim di depan sana. Di dalam kampung ini ada kuburan, dibilanglah Kampung Kubur," jelas Munusami, ketika ditemui tim detikSumut di kediamannya, belum lama ini.

Karena sudah dikenal sebagai tempat pusat peredaran narkoba di Kota Medan, nama Kampung Kubur sering dikaitkan dengan sejarah kelam kampung tersebut sebagai sarang narkoba, perjudian, hingga banyaknya bentrok antar warga.
Sejarah Kelam Kampung Kubur

Maraknya peredaran narkoba saat itu di Kampung Kubur melekat diingatan masyarakat Kota Medan. Hal ini menjadikan Kampung Kubur terkesan memiliki citra yang buruk di kalangan masyarakat.

Menurut Aminoer Rasyid, seorang mantan bandar narkoba yang kini telah menjadi aktivis dan Ketua P3KS atau Perkumpulan Pemuda-Pemuda Kampung Sejahtera, awal mula pergerakan narkoba di kampung ini telah ada sejak tahun 1980-an.

"Awalnya ganja, belum ada masuk yang lain. Itu tahun 80-an sampai 90-an. Jadi, kalau kita berganja sampai di pinggir jalan kampung itu ya nggak apa-apa. Cuek aja semua, nggak ngaruh gitu," ujar Rasyid.

"Nah, mulai tahun 98, masuk narkoba yang namanya sabu," tambahnya.

Saat itu perkembangan jaringan sabu di kala krisis moneter yang melanda Indonesia sangatlah cepat. Rasyid mengaku sebagai salah seorang yang turut terjun ke dunia gelap tersebut.

"Nggak lama kemudian terus berkembang-berkembang. Termasuk juga aku salah satu pemainnya juga, bandit di situ juga. Jadi aku kayak makan ya dari situ," jelasnya.

Menurutnya, kampung tersebut sudah sangat terkontaminasi oleh barang-barang haram tersebut pada tahun 2005. Saat itu, Kampung Kubur menjadi sarang bagi para pengguna narkoba di Kota Medan.

"Masuk tahun 2005 itu kampung udah mulai seperti kalau dibilang Las Vegas lah. Semakin berkembang bebas," ujarnya.
"Lebih parahnya lagi, mustahil orang Medan nggak tahu Kampung Kubur, semua pengguna narkoba itu pasti masuk ke kampung itu," tambahnya.

Judi Mulai Berkembang di Kampung Kubur

Tak hanya narkoba, perjudian juga menyusup ke kampung itu sekitar tahun 2007 hingga 2010. Hal ini membuat nama kampung itu semakin buruk di kalangan masyarakat.

"Nah, dari 2007 sampai 2010 itu udah mulai ada yang namanya judi. Jadi orang masukin jackpot itu. Jackpot ini yang buat rusak kampung itu. 24 jam itu kampung itu hidup tak ada matinya," tuturnya.

Dengan kemelutnya kehidupan masyarakat akibat narkoba dan perjudian, terjadi beberapa bentrok antar warga. Rasyid mengaku dirinya kala itu harus menghadapi keributan dengan sesama warga di kampung itu setiap hari.

"Aku harus angkat parang setiap hari. Harus ribut sama orang itu, rumah aku dilemparin batu, segala macam." jelasnya.

Meskipun begitu, Rasyid menerangkan bahwa tak sepenuhnya masyarakat Kampung Kubur menjalankan bisnis haram tersebut. Beberapa masyarakat tetap memiliki pekerjaan lain, termasuk berdagang. Hal ini membuat masyarakat di kampung itu resah dan terganggu.

"Namanya masyarakat juga, nggak semuanya cari makan di situ. Ada juga yang jualan, ada yang kerja juga. Jadi ada keresahan dari masyarakat-masyarakat yang nggak terlibat dalam narkoba ini. Istilahnya terganggu lah," ujarnya.

Titik Terang Kampung Kubur Jadi Kampung Sejahtera
Kondisi Kampung Kubur sekarang mulai mengalami perubahan positif berkat upaya bersama dari pemerintah, aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan warga setempat.

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam perubahan ini adalah Rasyid. Ia bersama dengan Perkumpulan Pemuda Pemudi Kampung Sejahtera (P3KS) berusaha untuk memberdayakan masyarakat dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, pendidikan, dan lingkungan hidup warga.

Berbagai langkah dilakukan untuk membersihkan kampung ini dari narkoba dan mengubah stigma buruk yang melekat pada kampung tersebut. Salah satunya adalah mengubah nama Kampung Kubur menjadi Kampung Sejahtera, sebagai simbol harapan dan semangat baru bagi warga.

Saat ini, Kampung Sejahtera menjadi kampung yang bersih dan ramah. Aktivitas masyarakat pun dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti olahraga, kesenian, hingga usaha kuliner.

Rasyid mengaku dibantu oleh banyak pihak dalam mewujudkan perubahan di kampung itu. Mereka mulai dengan langkah-langkah kecil agar dapat merubah citra Kampung Kubur menjadi lebih baik.

"Filosofi sapu lidi itu kan kuat. Nah, di situ lah kekuatan kita. Kegiatan yang pertama kali yang dibuat itu nggak banyak. Hanya setiap minggu kami coba gotong-royong. Bersihin kampung," ungkap Rasyid.

Kegiatan yang mereka lakukan pada akhirnya mendapatkan perhatian dari Wali Kota Medan, Bobby Nasution. Rasyid menyebut hal ini bukanlah perkara yang mudah.

"Lama lama dapat perhatian dari Pak Bobby. Mengumpulkan satu masyarakat untuk gotong royong itu bukan perkara gampang," tuturnya.

Tim detikSumut bersama Munusami mencoba menyusuri kampung yang kini telah berganti nama menjadi Kampung Sejahtera itu. Kampung ini sangat heterogen dimana ditemukan berbagai etnis dan agama pada masyarakatnya.

"Di sini kampung yang multi etnis. Nah, di sini ada juga ada suku India, ada suku Batak, suku Jawa, semua campur di sini, agama juga beragam, dari agama saya sendiri Buddha, Hindu, hingga Islam ada," tutur Munusami.

Ketika berkeliling, terlihat sebuah lapangan di mana banyak anak-anak bermain bola di pinggir sungai. Menurut Munusami lapangan tersebut merupakan tempat berkumpulnya masyarakat ketika ada acara kampung.

Pada dinding yang membatasi lapangan tersebut, terdapat mural bertuliskan 'Kampung Sejahtera.' Munusami menjelaskan bahwa ini juga tempat di mana semangat masyarakat kampung dibangun, perjuangan banyak pihak menghapus stigma negatif dari kampung ini.

Rasyid juga menambahkan bahwa stigma negatif yang dulunya melekat pada kampung ini kian memudar. Hal ini dibuktikan dengan beberapa warga Kampung Sejahtera yang dulunya tidak bisa bekerja di manapun karena beridentitaskan warga Kampung Kubur, kini beberapa bisa diterima bekerja di berbagai perusahaan.

"Cambridge (Mall yang terletak di dekat Kampung Kubur) itu selama 10 tahun nggak pernah menerima anak kampung. Dia (Cambridge) nggak pernah mau pekerjakan orang kita di sini," jelasnya.

Usai membenahi diri dengan melakukan berbagai kegiatan positif, masyarakat menjadi lebih percaya diri untuk membangun kehidupan yang lebih layak dan baik. Rasyid turut membantu proses perubahan kampung ini dengan berbagai program yang ia tawarkan.

"Dengan adanya program kami, Alhamdulillah. Udah 6 orang hari ini kerja di situ. Artinya, mata-mata orang yang di luar itu nggak mandang kita lagi 'ini orang narkoba' nggak. Jadi perubahan image itu Alhamdulillah terwujud dalam satu tahun," ujarnya terkesan.

(artikel detik.com)

Baca Juga:
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru