Masyarakat Lembata Mulai Menikmati Jalan Hotmix
bulat.co.id - Warga Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menikmati jalan trans Ile Ape yang sebelumnya dikenal rusak dan tak beraspal, kini mulai dihotmix.
Kurang lebih 10 tahun tanpa ada perubahan, akses jalan yang menghubungkan sembilan desa di Kecamatan Ile Ape Timur dan 17 desa di Kecamatan Ile Ape ini juga nampak mulai berubah.
Baca Juga:
Satu per satu segmen kritis jalan di wilayah itu tampak dihotmix. Mulai dari bahu jalan yang diperlebar, hingga saluran air diperbaiki.
Menurut salah satu warga Desa Laranwutun Kecamatan Ile Ape, Gabriel Kapitan mengatakan peningkatan jalan di sejumlah segmen memberi dampak positif bagi penduduk disekitar.
Ditambahkannya, semua desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur berada di zona merah Gunung Api Ile Lewotolok. Akses jalan yang baik menjadi sangat penting, sebab dua daerah itu menjadi satu-satunya jalur evakuasi darat yang efektif bagi masyarakat ketika terjadi letusan gunung api.
"Seharusnya itu jalur evakuasi saat ada bencana sehingga jalan harus mulus, kemarin saat erupsi dan seroja saja orang kesulitan sekali, mau lari ke Lewoleba susa sekali. Evakuasi darat butuh jalan mulus supaya cepat keluar dari ancaman," kata Gabriel, Minggu (13/11/2022).
Mantan Kepala Desa Laranwutun mengaku, efek dari kondisi jalan yang baik bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Ile Ape dan Ile Ape Timur.
Penduduk dua kecamatan itu, kata dia, bakal mendapat kemudahan dari semua sisi, baik di bidang ekonomi dan bisnis maupun di bidang lainnya yang bersentuhan langsung dengan kehidupan mereka di desa.
"Pasar akan tumbuh, dan disitu ekonomi pasti ikut meningkat, dan efisiensi waktu berdagang akan lebih cepat. Sekarang tinggal masyarakat saja, mau siap atau tidak," ungkap Gabriel.
Warga Desa Riangbao, Alber Kedang menjelaskan proyek peningkatan infrastruktur jalan membawa angin segar untuk masyarakat Ile Ape dan Ile Ape Timur lantaran sudah sekian lama mereka hanya bisa menggunakan jalan yang jauh dari kata baik.
"Kenapa baru sekarang baru dihotmix. Jalan Trans Ile Ape ini kan sebelumnya sudah diaspal, tapi secara kualitas sangat buruk sehingga pembangunan kita nikmati hanya sebentar kemudian dibangun lagi. Inikan namanya buang-buang anggaran sebenarnya," sebutnya.
Meski demikian, mantan kepala desa Riangbao ini mengapresiasi perjuangan pemerintah daerah dan DPRD untuk pembangunan jalan yang ada. Dirinya bahkan meminta warga mendukung proyek yang ada demi masa depan Lembata.
"Pembangunan jalan di daerah-daerah potensial juga bisa disentuh guna mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat berkelanjutan," ujarnya.
Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Piter Gero, mengatakan salah satu tugas mereka sebagai wakil rakyat adalah memperjuangkan agar masyarakat bisa menikmati akses jalan yang baik.
Sebab menurut dia, dengan akses jalan yang baik maka mobilisasi orang dan barang dari dan ke desa atau kota bisa lebih cepat dan mudah.
"Saya pikir pekerjaan PEN itu adalah bagian dari menjawabi harapan masyarakat," ungkap Piter Gero, Senin (4/11/2022) lalu.
Lebih jauh Piter menjelaskan, dalam dokumen KUA PPAS tahun 2021 menunjukan bahwa ada 61 persen ruas jalan di Lembata dalam posisi rusak ringan dan rusak ringan.
Karena itu, antara DPRD dan Pemerintah Daerah bersepakat melakukan pinjaman daerah ke pemerintah pusat senilai Rp225 miliyar untuk membangun infrastruktur jalan. Dari alokasi anggaran yang ada itu, sebut Piter, masing-masing kecamatan di Lembata mendapat porsi pembangunan.
"Yang saya lihat itu mungkin yang agak kecil ruas yang bisa kita jangkau itu ke Ile Ape Timur," terangnya.
Ketua DPD II Partai Golkar Lembata ini pun meminta masyarakat bersabar sebab ada beberapa segmen jalan belum selesai dikerjakan, namun, dia yakin pekerjaan hotmix bakal rampung dan secepatnya bisa digunakan oleh masyarakat.
"Masih proses pekerjaan untuk kualitas jalan yang baik supaya jarak tempuh dari Ile Ape ke Lewoleba lebih cepat dan lebih aman," tambahnya.
Untuk diketahui, proyek peningkatan infrastruktur jalan di Lembata dikerjakan oleh tiga perusahaan jasa konstruksi di tiga segmen berbeda.
Untuk peningkatan jalan di segmen Simpang Waiara-Watodiri-Jontona dikerjakan oleh CV Timber Jaya dengan anggaran sebesar Rp4 miliyar.
Peningkatan jalan di segmen Riangbao-Kolipadan juga dikerjakan oleh CV Timber Jaya dengan anggaran Rp9 miliyar.
Peningkatan jalan di segmen Polsubsektor Ile Ape-Riangbao dikerjakan oleh PT Anak Lembata Group senilai Rp18 miliyar. (Ted)