Mayat IRT Asal Lembata Ditemukan di Kebun

- Rabu, 26 Oktober 2022 09:20 WIB
Mayat IRT Asal Lembata Ditemukan di Kebun
Polisi sedang berada di rumah korban usai dievakuasi dari lokasi penemuan mayat korban (Foto: bulat.co.id/teddy)

bulat.co.id - Warga Desa Lewoeleng , Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata geger dengan penemuan sesosok mayat ibu rumah tangga yang terindentifikasi bernama Yosefina Sabu (39) di kebun miliknya pada Senin 24 Oktober 2022.

Advertisement

Letak penemuan mayat korban berjarak sekitar 3 kilometer dari perkampungan.

Baca Juga:

Atas peristiwa penemuan mayat itu, Kapospol Lebatukan, Aipda Viktor D. Lay dan Bhabinkamtibmas Desa Atakowa, Bripka Merdison Paut langsung turun ke lokasi untuk dievakuasi ke kediaman korban di Desa Lewoeleng.

Informasi yang diperoleh media, korban Yosefina Bulu selama ini tinggal bersama lima anaknya di rumah.

Suaminya sedang mengadu nasib ke Kalimantan, sejak dua bulan lalu sehingga ia menjadi singel parent bagi kelima anaknya, dua di antaranya kembar.

Menurut Saksi mata Monika Sawa (70), sekitar pukul 08.00 Wita korban pamit pada saksi untuk pergi ke kebun yang berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah korban. 

Korban bermaksud membersihkan kebun miliknya menghadapi musim tanam.

Korban Yosefina Bulu menitipkan anak kembarnya di Saksi Monika Sawa untuk dijaga.

Baru satu jam meninggalkan rumah, Monika Sawa memperoleh informasi kalau Yosefina Bulu ditemukan telah meninggal dunia. 

Sekitar pukul 09.11 Wita, informasi itu diperoleh Saksi Monika Sawa. Saksi sama sekali tak menyangka kalau Yosefina Bulu akan meninggalkan kelima anaknya untuk selama-lamanya.

Sebab, menurut dia, selama ini korban baik-baik saja tidak pernah mengalami sakit apapun. Juga, tidak pernah ada persoalan apapun. 

"Kaget dengar sudah meninggal ini," ucapnya.

Sementara saksi lainnya Marselinus Laga menerangkan bahwa dirinya bersama dengan saksi Petrus Pira sudah berada di kebun mereka sendiri yang berjarak sekitar 30 meter dari kebun milik korban Yosefina Bulu.

Mereka melihat korban berjalan kaki menuju kebunnya yang terletak pada lereng bukit yang agak terjal.

Beberapa menit kemudian, saksi Marselinus Laga dan Petrus Pira mendengar suara menjerit dari arah kebun korban Yosefina Bulu. Sehingga mereka berdua langsung mendekati asal suara jeritan.

Saksi Petrus Pira adalah ipar korban. Mereka mendapati korban sudah berada di dalam pondoknya, dan tampak kejang-kejang di atas tanah. Keduanya membopong korban ke atas bale-bale (tempat tidur kayu) dan membersihkan wajah korban yang penuh tanah.

Saksi Marselinus Laga langsung menghubungi Kristina Sawa melalui sambungan telpon selular. Informasi itu langsung menyebar di kampung Lewoeleng. Beberapa warga masyarakat langsung bergerak ke tempat kejadian.

Mendengar kabar soal kondisi Yosefina Bulu, saksi Fransiskus Beni, 25 tahun, dan saksi Donatus Laga, 70 tahun, langsung mendatangi kebun Yosefina Bulu. Mereka mendapati korban Yosefina Bulu yang sudah tak sadarkan diri.

Donatus Laga yang dikenal sebagai dukun kampung, mencoba memberi pertolongan dengan obat kampung, dan membaringkan korban di atas bale-bale. Selang beberapa menit, Donatus mengecek kondisi korban dengan memeriksa nadinya, namun nyawa Yosefina Bulu tak tertolong lagi alias meninggal dunia.

Keluarga Yosefina Bulu menerima kematiannya sebagai musibah. Mereka menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jasad almarhumah. Korban dibawa dengan tandu darurat ke rumahnya untuk disemayamkan. (ted)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru