Keluarga Pemuda yang Hilang di Laut Lembata Minta Tambahan Hari Pencarian
bulat.co.id - Duka mendalam masih menyelimuti sepasang suami istri Hendrikus Uhe Hingan dan Antonia Bita Lamabelawa. Putra sulung mereka Antonius Deko Hingan yang hilang di laut masih juga belum ditemukan.
Pemuda 28 tahun itu masih dinyatakan hilang setelah melompat dari atas Kapal Motor (KM Ranaka) yang menyeberang dari Kota Kupang ke Lembata pada Rabu, (12/10/2022) sekitar pukul 04.00 Wita.
Baca Juga:
Hendrikus Uhe Hingan, ayah dari Antonius, mengatakan anak sulungnya itu baru diwisuda tahun lalu, pada Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang. Anaknya itu lahir di Sabah Malaysia. Antonius punya seorang adik perempuan bernama Maria Sura Hingan yang saat ini berkuliah di kota Jogjakarta.
Antonius Deko sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Namun kemudian dia menyelesaikan studi di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Rencananya, setelah menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1), Antonius ingin melanjutkan pendidikan S2 Teologi.
"Dia ke Kupang untuk urus keponakannya masuk kuliah," tandas Hendrikus ditemui di Berdikari, Kota Lewoleba, Rabu (19/10/2022).
Sebelum dinyatakan hilang di laut, dari Kupang, Antonius meminta orangtuanya untuk mengirim uang untuk pulang ke Lembata.
"Anaknya baik, suka tolong orang, suka bantu anak anak yang susah sekolah. Dia juga tulang punggung keluarga. Cita citanya mau jadi pastor atau jadi dosen," ungkapnya.
David Vigis Koban, perwakilan keluarga, mengucapkan terima kasih kepada tim SAR Gabungan yang sudah maksimal melakukan pencarian Antonius Deko Hingan.
Keluarga, kata dia, meminta 3 hari penambahan waktu pencarian karena keluarga juga baru saja menggelar ritual adat Lamaholot di laut pada Senin (17/10/2022).
Atas permintaan ini, Pemda Lembata, pihak ASDP dan Tim SAR Gabungan masih melakukan koordinasi supaya pencarian dilakukan sampai hari kesepuluh atau ditambah 3 hari lagi.
"Inilah hidup, kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Pastinya keluarga masih berharap adakah ada jalan lain selain apa yang jadi standar SOP tim SAR," kata dia.
(ted)