Belum Sebulan, Talud Jalan Senilai Rp 6 Miliar di Lebatukan Ambruk

- Kamis, 08 September 2022 20:28 WIB
Belum Sebulan, Talud Jalan Senilai Rp 6 Miliar di Lebatukan Ambruk
Talud jalan di segmen desa Banitobo yang dikerjakan CV Lembata Jaya dari dana PEN tampak ambruk dan rusak parah (foto: bulat.co.id/ted)

bulat.co.id - Proyek Talud peningkatan infrastruktur jalan segmen Lerahinga-Banitobo-Lamalela di kecamatan Lebatukan yang dikerjakan CV Lembata Jaya ternyata tidak berkualitas.

Advertisement

Bayangkan saja, belum sampai sebulan, talud yang berada di desa Banitobo yang dibangun menggunakan dana PEN sebesar Rp 6 Miliar dari total anggaran senilai Rp 225 Miliar itu sudah ambruk.

Baca Juga:

Informasi ini disampaikan Ignatius Koda, Kepala Desa Banitobo kepada media, Rabu (7/9/2022) siang. Menurutnya, sekarang talud itu dalam kondisi rusak parah padahal baru dikerjakan dua minggu lalu. 

Ia mengaku tidak mengetahui persis sebab ambruknya talud. Namun, dari sisi kerusakan, diduga bahwa campuran pasir dan semen yang digunakan tidak padat. 

"Untuk dilihat sekedar dari dokumen gambar saja sudah parah tu abang, apalagi dilihat langsung di lapangan tu," ungkapnya kesal.

Sebagai kepala desa, Ignatius menyayangkan pekerjaan CV Lembata Jaya karena pekerjaan yang dimulai dengan pembuatan talud itu menurut dia tidak layak dan cepat terbongkar saat musim hujan. 

"Betul sekali, dan apalagi ini utang daerah selama 8 tahun, apakah kualitas jalan ini menjamin untuk dapat digunakan oleh masyarakat sampai dengan 8 tahun atau tidak," tanya Ignatius.

Sekarang masyarakat kecewa dengan kontraktor CV Lembata Jaya. Mereka bahkan ragu-ragu dengan pekerjaaan lanjutan dari perusahaan itu karena bisa saja tidak bermutu dan berkualitas. 

"Kerinduan masyarakat etnis Lamatuka yang mencakup 5 desa ini kan punya kerinduan besar terhadap perbaikan akses jalan ini dan sangat bersyukur karena terjawab dengan adanya alokasi dana PEN. Tetapi itu akan menjadi sebuah kekecewaan besar apabila pelaksanaan pekerjaannya tidak berkualitas," terangnya. 

Lebih dari itu, Ignatius menyebutkan, ambruknya talud tersebut juga lantaran volume pasir yang digunakan sebagai campuran dikurangi. 

"Menurut informasi yang kami terima dari para tukang  pekerja bahwa campuran yang disarankan adalah 6 x 1, tetapi kenyataan campuran 6x1 kerekatannya tidak bagus, maka mereka mengurangi volume pasirnya untuk mendapat kualitas kerekatan semennya yang lebih baik, tidak bisa dipastikan bahwa ini masalah pasirnya atau ukuran volume campurannya," terangnya. 

Terpisah, Kamilus Lengari, Kepala Desa Baopana pun mengaku kalau talud itu sekarang sudah rusak. Dia heran, sebab alokasi anggaran yang begitu besar untuk kerja jalan namun kualitas pekerjaan tidak ada sama sekali. 

"Waktu itu saya dengan kades Banitobo dan Lamalela ada di lokasi, memang sudah rusak, itu juga tidak kuat," katanya kepada media, Rabu (7/9/2022) malam. 

Menurutnya, sewaktu dikerjakan, tanah untuk tanam batu digali seadanya saja, sedangkan campuran pasir dan semen yang digunakan tidak padat sehingga ketika ada benturan sedikit pasti jebol. 

"Tanah mereka korek seadanya saja, batu untuk pondasi itu juga cepat hancur, saat susun batu campuran di bagian dalam tidak dikasi padat, lepas kosong,  mereka hanya tempel campuran dari samping kiri kanan pondasi dengan bagian atas saja," tandasnya.  

Masalah ini sudah disampaikan ke PPK Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata di Lewoleba karena ada beberapa segmen jalan yang saat ini dikerjakan oleh CV Lembata Jaya di wilayah pegunungan Lebatukan itu dinilai tidak sesuai RAB. 

"Kami sebagai pemerintah di desa dan masyarakat beri waktu empat hari untuk mereka ganti material batu dan perbaiki semua pekerjaan itu, ini mau masuk musim hujan dan bahaya kalau tidak dibereskan," ucapnya. 

"Kami tetap pantau dan awasi pekerjaan ini," tambahnya. 

Sementara itu Aci Leli selaku kontraktor pada proyek tersebut mengatakan bahwa jebolnya talud itu karena disenggol ban mobil. 

"Masalah itu dari hari Jumat malam, pas mereka pasang habis oto senggol," jelas Aci Leli ketika dikonfirmasi, Rabu (7/9/2022) siang. 

Aci Leli juga sudah menyampaikan hal ini kepada PPK untuk diketahui. Dirinya menjamin, kedepannya bisa memperbaiki pekerjaan yang ada.

(ted)

Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru