Serahkan Tanah Relokasi Secara Sukarela, Imam Katolik Apresiasi Tuan Tanah
bulat.co.id - Romo Thomas Ola Lamaroang menyampaikan terima kasih kepada Pemda Lembata dan para pemilik tanah relokasi di Tanah Merah, Kecamatan Ile Ape yang telah menghibahkan tanah untuk para penyintas bencana banjir dan longsor pada April 2021 silam.
Lokasi tersebut kini dihuni oleh warga Desa Waimatan, Lamawolo dan Jontona yang terdampak bencana.
Baca Juga:
Hal ini disampaikannya di hadapan wartawan di Kantor Bupati Lembata, pada Rabu (24/8/2022). Romo Thomas merupakan imam Katolik asal Desa Lamawolo yang kini bertugas di Jakarta. Dia bersama kepala desa Lamawolo Antonius Ngaji dan tiga orang warga lainnya berkesempatan bertemu Asisten 1 Setda Lembata Irenius Suciadi.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Pemda yang telah mengurus relokasi warga yang terdampak bencana," ujar Romo Thomas.
Dia juga mendoakan 12 pemilik tanah yang dengan sukarela telah menghibahkan tanah mereka sehingga bisa ditempati oleh warga yang terdampak bencana.
Setelah bertemu Asisten 2 Setda Lembata, Romo Thomas berujar bahwa proses hibah tanah dan relokasi berjalan lancar.
"Kami ucap terima kasih kepada 12 tuan tanah yang sudah menghibahkan tanah mereka. Kami ucapkan terima kasih kepada tuan tanah sehingga relokasi berjalan baik. Semoga masyarakat tinggal aman dan tenteram. Kami harap semua proses berjalan termasuk pengurusan sertifikat tanah," tambahnya.
Pada kesempatan itu pula, Kepala Desa Lamawolo, Antonius Ngaji, menyampaikan, walaupun semua rumah sudah ditempati, beberapa rumah yang sudah dibangun belum 100 persen selesai. Dia sudah mendata rumah-rumah tersebut dan diserahkan kepada pihak kontraktor untuk dibenahi lagi.
Dihubungi terpisah pada Kamis (25/8/2022), mantan kepala desa Laranwutun, Gabriel Kapitan mengingatkan pemerintah daerah untuk memperhatikan ke 12 tuan tanah yang sudah menyerahkan lokasinya secara cuma-cuma demi pembangunan rumah relokasi di Tanah Merah bagi masyarakat desa Lamawolo dan Waimatan.
Menurutnya, sewaktu masih menjabat sebagai kepala desa, para tuan tanah asal Desa Laranwutun, kecamatan Ile Ape dijanjikan oleh pemerintah mendapat jatah 22 unit rumah.
Akan tetapi, rencana tersebut terhenti lantaran Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur meninggal dunia sehingga koordinasinya terputus sampai sekarang.
"Ada delapan hektar lebih tanah itu yang diserahkan untuk membangun rumah relokasi," ungkap Gabriel Kapitan.
"Katanya diupayakan melalui DAK dinas PU dan berjanji bahwa untuk Laranwutun itu 50 unit rumah tidak layak huni, dengan catatan 22 unit untuk 12 pemilik lahan sedangkan 28 untuk warga masyarakat desa Laranwutun," sambungnya.
Gabriel mengisahkan penyerahan tanah tersebut melewati proses yang tidak singkat. Waktu itu sebagai kepala desa, Gabriel memfasilitasi pertemuan antara para tuan tanah. Dan terbukti sekarang, ratusan rumah relokasi sudah ditempati warga Lamawolo dan Waimatan.
"Karena bencana maka kita coba mediasi masyarakat pemilik lahan saat itu, dan mereka ikhlaskan untuk pembangunan," ujarnya.
Dalam waktu dekat Gabriel bersama ke 12 tuan tanah pun berencana bertemu dengan Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa untuk membicarakan terkait janji pemerintah kepada para tuan tanah.
Mereka berharap pemerintah Lembata tidak ingkar janji dengan apa yang sudah mereka sampaikan secara terbuka ke publik.
"Kita maunya begitu, sebab ini penting sekali," tandasnya.
(ted)