Polisi Selidiki Turis Prancis Diserang OTK di Bukit Sipiso-piso
bulat.co.id - KARO | Polisi menyelidiki soal turis asal Prancis Adrea Zoe (52) yang diduga diserang orang tidak dikenal (OTK) di Bukit Sipiso-piso, Kecamatan Merek, Karo.
Sejumlah saksi akan diperiksa untuk mengusut persoalan tersebut. Bahkan tas korban juga dikabarkan hilang.
Baca Juga:
"Terkait persoalan itu, kita akan selidiki, siapa OTK yang diduga menyerang korban," kata Kapolres Tanah Karo AKBP Wahyudi Rahman, Senin (8/4/24).
Dia menyampaikan sejumlah rangkaian penyelidikan akan dilakukan. Mulai dari pemeriksaan saksi di sekitar lokasi kejadian serta lainnya.
Penerjemah turut akan didatangkan untuk mendalami keterangan korban serta anaknya. Sebab, sejauh ini korban dan anaknya hanya dapat berbahasa Prancis.
"Sementara diketahui, ada barang yang hilang berupa tas. Di dalam tas itu, berisi paspor, dompet berisi uang Rp 2 juta serta lainnya," sebutnya.
Adapun kini korban sudah dirujuk ke RS Colombia di Medan untuk mendapat perawatan medis secara intens. Ia menegaskan akan mengungkap perkara ini secara profesional.
Sebelumnya diberitakan, Adrea Zoe (52), sempat dikabarkan hilang di Bukit Sipiso-piso, Kecamatan Merek, Karo, dan ditemukan di jurang, pinggiran sungai dalam kondisi terluka.
Kepala Kantor Basarnas Medan Mustari mengatakan Andrea hilang pada Sabtu (6/4/23). Terkait kronologi, mulanya korban bersama putrinya Andreo Artenais menuruni bukit menuju Air Terjun Sipiso-piso bersama seorang pemandu.
Kemudian, diperjalanan pulang anaknya mendahului korban untuk tiba ke atas bukit. Sesampai di atas, anaknya mendapat pesan dari korban yang mengaku sedang diganggu OTK.
"Di perjalanan pulang, anak ini mendahului ibunya untuk sampai ke atas bukit terlebih dahulu. Setelah sampai di atas, anaknya mendapatkan pesan dari ibunya melalui WA bahwa korban diganggu orang tak dikenal," kata Mustari.
Anak korban langsung memberitahu pesan itu ke pemandu dan warga setempat. Tak lama, mereka turun dari bukit untuk menolong ibunya. Namun korban tidak ditemukan.
"Tapi tas ibunya ditemukan dan masih lengkap isinya. Dari situ lah, mereka mengadu ke polisi setempat dan kami membantu melakukan pencarian," sebutnya.
Mendapati informasi itu, pihaknya melakukan pencarian dengan memberangkatkan satu tim yang berjumlah 6 orang. Beberapa saat kemudian, dia pun ditemukan di bawah jurang dalam kondisi patah tulang.
"Baru dini hari tadi sekitar pukul 03.00 WIB, korban didapati berada di bawah jurang, pinggiran sungai. Kondisi korban mengalami patah tulang di bagian tangan kiri," ucapnya.
Selanjutnya, korban dievakuasi menggunakan tandu menuju puncak bukit dan tiba sekitar pukul 07.00 WIB. Lalu, korban dibawa ke RSUD Kabanjahe untuk menjalani pengobatan.