Pertempuran Jarak Dekat Israel-Hamas Pecah di Gaza, 50 Ribu Orang Mengungsi

Hadi Iswanto - Kamis, 09 November 2023 20:15 WIB
Pertempuran Jarak Dekat Israel-Hamas Pecah di Gaza, 50 Ribu Orang Mengungsi
ist
Tentara israel merangsek ke pusat kota Gaza
bulat.co.id -Pasukan Israel dan militan Hamas bertempur dalam jarak dekat di pusat kota Jalur Gaza bagian utara pada Rabu (8/11) waktu setempat. Sekitar 50 ribu warga sipil Palestina mengungsi ke bagian selatan.

Ironisnya, sejumlah besar pengungsi ditambah 2,3 juta penduduk di selatan Gaza sudah berdesak-desakan berlindung di sekolah-sekolah, rumah sakit, dan tempat pengungsian yang berkapasitas terbatas.

Advertisement

Dikutip dari Reuters, militer Israel mengkonfirmasi pasukannya telah maju ke jantung Kota Gaza — benteng utama Hamas dan kota terbesar di wilayah itu. Tapi, tidak dijelaskan berapa jarak antara militer Israel dengan militan Hamas.

Baca Juga:

Juru bicara Israeli Defense Forces (IDF), Daniel Hagari, mengatakan para insinyur tempur memakai bahan peledak untuk menghancurkan jaringan terowongan Hamas.

Terowongan bawah tanah yang membentang sejauh ratusan kilometer di bawah Gaza itulah para militan Hamas beserta ratusan orang yang disandera diyakini bersembunyi. Sejauh ini, kata Hagari, mereka telah menghancurkan 130 terowongan.

Di sisi lain, sumber-sumber Hamas yang didukung Iran mengungkap para pejuangnya mengalami kesulitan.

"Tank-tank Israel mendapat perlawanan sengit dari para pejuang Hamas yang menggunakan terowongan-terowongan bawah tanah untuk melakukan penyergapan," kata sumber-sumber Hamas. .

Terpisah, komandan Hamas yang berada di pengasingan, Saleh al-Arouri, kepada media lokal mengatakan pasukan Israel kemungkinan akan menguasai beberapa wilayah di Gaza.

"Namun hal itu tidak akan menghentikan perlawanan terhadap tentara dan tank. Semakin banyak [Israel] menyebar dan meluas di lapangan, semakin dalam pula kerugiannya," jelas al-Arouri.

50 Ribu Warga Sipil Mengungsi

Lebih lanjut, Hagari mengaatakan sekitar 50 ribu warga sipil Palestina meninggalkan bagian utara Jalur Gaza pada Rabu (8/11). Evakuasi itu berlangsung dalam waktu empat jam — jeda yang diterapkan Israel.

Menurut Hagari, para warga sipil memutuskan pergi karena telah memahami bahwa Hamas kehilangan kendali di bagian utara.

Wakil Komandan Brigade 401 Israel, Letnan Kolonel Ido, menyebut pada saat tentara tiba di Kota Gaza semua warga sipil telah pergi dan mengungsi.

"Jadi kami tahu bahwa semua orang di sini adalah musuh kami. Kami tidak melihat warga sipil di sini. Hanya Hamas," ujarnya.

Namun, ribuan warga sipil dilaporkan masih terjebak di wilayah utara — termasuk di rumah sakit utama di Gaza, al-Shifa. Di dalam sebuah tenda darurat di rumah sakit itu, salah seorang warga bernama Um Haitham Hejela berlindung bersama anak-anaknya yang masih kecil.

"Situasinya semakin memburuk dari hari ke hari. Tidak ada makanan, tidak ada air. Ketika anak saya pergi untuk mengambil air, dia mengantri selama tiga atau empat jam dalam antrean," ungkapnya.

Sejumlah besar pengungsi sebelumnya telah tiba di bagian selatan Gaza, tetapi berada dalam kondisi memprihatinkan. Bagaimanapun, nyawa mereka masih terancam dan tak bisa merasa aman sepenuhnya lantaran wilayah itu kembali diserang Israel.

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru