Raja Belanda Minta Maaf Gegara Perbudakan Negaranya di Masa Lalu
Permintaan maaf Willem Alexander ini diutarakan dalam pidatonya di hadapan ribuan orang keturunan budak dari negara Suriname di Amerika Selatan dan kepulauan Karibia Aruba, Bonaire, dan Curacao, pada Sabtu (1/7/23).
Dia mengaku secara pribadi dan intens terpengaruh. Pidato ini mendapat sambutan positif, tetapi banyak yang mengatakan mereka menginginkan Belanda membayar kompensasi.
Baca Juga:
Baca Juga :Prancis Rusuh, Pemerintah Kerahkan Pasukan Komando Elite GIGN
"Hari ini saya berdiri di sini di hadapan anda sebagai raja dan sebagai bagian dari pemerintah. Hari ini saya secara pribadi meminta maaf," kata Raja Belanda Willem Alexander diiringi sorakan keras.
"Saya sangat merasakan ini dengan hati dan jiwa saya," kata Raja Belanda.
Acara "Keti Koti" ("mematahkan rantai" dalam bahasa Suriname) untuk memperingati 150 tahun penghapusan perbudakan di bekas jajahan Belanda itu, diadakan di bawah gerimis ringan di kebun Oosterpark ibu kota.
Banyak peserta mengenakan pakaian warna-warni Suriname.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah secara resmi meminta maaf pada bulan Desember atas nama pemerintah.
Baca Juga :Polisi Prancis Tembak Remaja, Begini Kronologi dan Aksi Massa yang Memanas
Raja berkata, "Perdagangan budak dan perbudakan diakui sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan."
"Para raja dan penguasa House of Orange tidak mengambil langkah menentangnya," katanya.