Israel Bombardir Pusat Bantuan Makanan di Gaza, 29 Warga Palestina Dikabarkan Tewas saat Antri
Dalam insiden pertama, pejabat kesehatan Palestina di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan delapan orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap pusat distribusi bantuan di kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Belakangan, sedikitnya 21 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka akibat tembakan Israel terhadap kerumunan orang yang menunggu truk bantuan di bundaran Gaza utara.
Baca Juga:
Konflik Gaza telah menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut mengungsi. Adegan kacau dan insiden mematikan terjadi selama distribusi bantuan ketika orang-orang yang sangat kelaparan berebut makanan.
Sebelumnya, pada 29 Februari lalu, otoritas kesehatan Palestina mengatakan pasukan Israel menembak mati lebih dari 100 warga Palestina saat mereka menunggu pengiriman bantuan di dekat Kota Gaza. Israel menyalahkan kematian tersebut karena kerumunan orang yang mengepung truk bantuan. Israel berkilah bahwa para korban terinjak atau tertabrak.
Di Deir Al-Balah, juga di Gaza tengah, sebuah rudal Israel menghantam sebuah rumah pada Kamis (14/3/2024), menewaskan sembilan orang.
Warga mengatakan pemboman udara dan darat Israel terus terjadi sepanjang malam di wilayah kantong tersebut, termasuk di Rafah di selatan, tempat lebih dari satu juta pengungsi berlindung.
Perang tersebut dipicu oleh serangan pimpinan Hamas di kota-kota Israel selatan pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 253 orang disandera, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, serangan udara, laut dan darat Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 31.000 orang dan melukai lebih dari 71.500 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Di sisi lain, upaya untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan militan Islam Hamas sejauh ini gagal. Meskipun Israel mengatakan pihaknya mengupayakan kesepakatan yang akan menjamin pembebasan sandera di Gaza dengan imbalan pembebasan warga Palestina yang ditahan oleh Israel, namun Hamas menegaskan bahwa perjanjian tersebut harus mengakhiri perang.
Pada Kamis (14/3/2024) malam, Hamas mengatakan pihaknya menyampaikan kepada para mediator sebuah visi komprehensif mengenai kesepakatan gencatan senjata yang didasarkan pada penghentian apa yang mereka sebut sebagai agresi Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, pemberian pertolongan, pemulangan warga Gaza yang terlantar ke rumah mereka, dan penarikan pasukan Israel dari Palestina.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan posisi baru Hamas didasarkan pada tuntutan yang tidak realistis.