Kompolnas Pantau Persiapan Pemilu di Den Haag
Andy Liany - Minggu, 28 Januari 2024 14:15 WIB

ist
Kompolnas Pantau Persiapan Pemilu di Den Haag
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Eropa, Delegasi Kompolnas juga mengunjungi Negara Belanda.
Di negeri Kincir Angin ini,
Kompolnas melakukan kunjungan ke Kepolisian Belanda dan ke KBRI.
Kunjungan kerja ke Belanda merupakan lanjutan dari kunjungan kerja ke Jerman.
Dipilihnya dua negara tersebut, karena di KBRI juga ditempatkan Atase Kepolisian yang juga merupakan subyek pengawasan Kompolnas.
Delegasi Kompolnas dipimpin oleh Prof. Dr. Albertus Wahyurudhanto, M.Si, dengan anggota delegasi Irjen Pol. (Purn) Drs. Pudji Hartanto Iskandar, M.M., Dr. Yusuf Warsyim, S.Ag., M.H., H. Mohammad Dawam, S.H.I., M.H., Poengky Indarti, S.H., L.L.M., dibersamai Brigjen Pol. Musa Ikipson Tampubolon, S.I.K., M.Si, selaku Kepala Sekretariat Kompolnas menyambangi Kedutaan Besar RI untuk Belanda dalam rangka Pemantauan Pola Pengamanan Pelaksanaan Pemilu Presiden dan DPR RI pada 2024 di wilayah hukum Belanda sekaligus menyampaikan maksud tujuannya salah satunya Studi Banding Sistem Kepolisian Belanda pada Jumat, 26/01/2024.
Delegasi Kompolnas diterima oleh Wakil Duta Besar RI untuk Belanda, Freddy Panggabean, didampingi Atpol Den Haag, Kombes Pol. FIbri Karpiananto dan Kombes Pol. Deny Manalu di Kantor Kedutaan Besar RI, Jumat , 26/01/2024, dengan format diskusi terfokus intensif terkait hubungan Indonesia dengan Belanda, hingga masalah teknis penyelenggaraan Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda.
Selain ke KBRI, Delegasi Kompolnas juga berkunjung ke Central Unit Kepolisian Belanda. Delegasi diterima oleh International Advisor Central Unit Politie, Gerrit Pronk, dan Liaison Support Officer, Bas Koole.
Selain mendapat penjelasan mengenai mekanisme komplain publik atas kinerja kepolisian, delegasi juga melihat secara langsung kegiatan pada pusat pelatihan anggota polisi pada central unit.
Hubungan Indonesia - Belanda
Dalam penjelasan di KBRI, Wakil Duta Besar memetakan gambaran umum hubungan Indonesia-Belanda adalah sejarah panjang kedua bangsa yang hingga kini masih banyak anggota Kepolisian Belanda yang memiliki akar sejarah keturunan Indonesia khususnya dari Maluku.
Dan di seluruh dunia, isu Maluku hanya ada di Belanda.
Oleh karenanya, Pemerintah Belanda juga membuka Program Repatriasi (proses pengembalian dana dan aset) bagi warga keturunan Indonesia.
Sistem pemerintahan monarki konstitusional (kerajaan) yang dianut Belanda menjadi pembeda dari sistem negara Uni Eropa pada umumnya, semisal Jerman yang menganut sistem pemerintahan federal.
Lebih dari pada itu, hubungan bilateral paling komplit juga ada di Belanda dalam teori trias politika montesqeu, yakni hubungan bilateral baik yudikatif, legislatif maupun eksekutif.
Dalam catatan, diaspora Indonesia di Belanda adalah terbesar di Dunia, bahkan kisaran 10 persen penduduk Belanda terindikasi keturunan Indonesia.
Sementara itu, PPLN di Den Haag telah membentuk semua perangkat Panitia Penyelenggara Pemilu, mulai unsur Panwaslu sampai Pengawas di tingkat TPS.
Baca Juga:Khusus di KBRI, sesuai tupoksi Kompolnas melakukan pemantauan kesiapan pengamanan Pemilu dan supervisi implementasi pola pengamanan Pemilu 2024 di wilayah hukum Negara Belanda.
Tags
Berita Terkait

Bawaslu Karo Nyatakan Pilkada 2024 Sukses

Usai Berikan Klarifikasi di Bawaslu, Harun Anggap Semangat Baru Untuk Perubahan Madina

Kasus PPPK Langkat, Kompolnas : Poldasu Langgar Kode Etik dan Tak Profesional

Bawaslu Sumut Ajak Semua Pihak Jaga Integritas Pemilu

Bawaslu Sumut Gelar RDK Sinergi Pemberitaan Dengan Jurnalis Kabupaten Karo

Tanggapi Pemilukada, Ketua Mapan RI Labuhanbatu Raya : Calon Pemimpin Harus Bebas Dari Narkoba
Komentar