Hamas Tegaskan Tak Ada Lagi Pembebasan Sandera hingga Israel Hentikan Perang
Redaksi - Jumat, 22 Desember 2023 12:00 WIB
bulat.co.id -GAZA | Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, mengesampingkan pembebasan sandera lagi sampai Israel menyetujui penghentian agresi sepenuhnya.
Negosiasi mengenai gencatan senjata baru telah berlangsung di Kairo, Mesir, meskipun pembicaraan awal pada Rabu (20/12/23) tidak menghasilkan kesepakatan.
"Ada keputusan nasional Palestina bahwa tidak boleh ada pembicaraan mengenai tahanan atau kesepakatan pertukaran kecuali setelah penghentian agresi sepenuhnya," terang Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC.
Tidak jelas faksi Palestina mana yang dimaksud dalam pernyataan tersebut. Jihad Islam, sebuah kelompok kecil di Jalur Gaza, termasuk di antara mereka yang diketahui juga menyandera Israel.
Israel mengatakan pihaknya telah membunuh lebih dari 2.000 pejuang Hamas di Gaza sejak gencatan senjata awal bulan ini ketika lebih dari 100 sandera dibebaskan.
Sekitar 120 orang yang diculik dari Israel pada 7 Oktober diyakini masih ditahan di Gaza.
Upaya terus dilakukan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengeluarkan resolusi mengenai perang.
Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya masih mempunyai kekhawatiran serius terhadap rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB, dan pemungutan suara kini ditunda hingga Jumat (22/12/23).
Gencatan senjata selama seminggu pada bulan ini juga membawa peningkatan aliran bantuan ke Gaza dimana PBB telah memperingatkan bahwa penduduknya berisiko mengalami kelaparan jika perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut.
Pernyataan Hamas menempatkan pemerintah Israel pada posisi yang sangat sulit.
Mereka berpendapat bahwa cara terbaik untuk membebaskan sandera adalah dengan memberikan tekanan militer terhadap Hamas dan dengan melakukan operasi penyelamatan.
Namun sejauh ini pendekatan tersebut belum benar-benar berhasil. Hanya satu sandera - Ori Megidish - yang benar-benar berhasil diselamatkan.
Pemerintah juga mendapat tekanan besar dari keluarga para sandera yang masih ditahan, dan beberapa orang mengatakan bahwa strategi kekerasan tidak berhasil.
Hamas memberikan tekanan pada Israel untuk menghentikan perang tersebut, namun tanpa adanya jaminan bahwa kelompok tersebut akan menghentikan aksi bersenjatanya.
Jadi pemerintah Israel sangat enggan untuk menghentikan pertempuran sampai mereka merasa telah benar-benar menurunkan kemampuan Hamas dan mereka belum melakukan hal tersebut.
Hal ini akan menjadi kekecewaan besar bagi masyarakat Gaza, yang sangat ingin menghentikan perang ini.
Laporan Israel mengenai pembunuhan 2.000 anggota Hamas di Gaza bulan ini muncul sehari setelah kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyebutkan jumlah korban tewas secara keseluruhan di sana sejak 7 Oktober mencapai lebih dari 20.000 orang termasuk 8.000 anak-anak dan 6.200 wanita.
Ketika Hamas dan sekutunya menerobos perimeter yang dijaga ketat dengan Israel pada 7 Oktober lalu, mereka membunuh 1.200 orang.
Baca Juga:
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Tingkatkan Kompetensi Perangkat Desa, Pemkab Sergai Gelar Bimtek Pertanggungjawaban Keuangan
Israel Kian Brutal Serang Rumah Sakit di Gaza, 42.800 Orang Dilaporkan Meninggal
Kata-kata Menyentuh dari Presiden Palestin: Warga Palestina Akan Bertahan di Gaza dan Tepi Barat
Hizbullah Bombardir Tel Aviv dan Haifa, Israel Umumkan Keadaan Darurat, Bandara Ditutup
Agresi Israel di Lebanon: Hampir 400 Ribu Orang Memasuki Suriah
Yordania Memastikan Keamanan Wilayah Udara dari Zona Perang
Komentar