Asal Usul dan Sejarah Semangka yang Kini Jadi Simbol Dukungan untuk Palestina

Hadi Iswanto - Kamis, 02 November 2023 21:33 WIB
Asal Usul dan Sejarah Semangka yang Kini Jadi Simbol Dukungan untuk Palestina
Semangka simbol dukungan untuk Palestina
bulat.co.id -Di tengah protes anti-Israel, muncul simbol semangka sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Bagaimana sebenarnya sejarah dan asal usul semangka menjadi simbol dukungan untuk Palestina?

Selama bertahun-tahun, semangka telah menjadi simbol perlawanan dan digunakan oleh warga Palestina untuk memprotes penindasan Israel terhadap identitas dan terutama bendera mereka. Kali ini simbol semangka pun kembali ramai diunggah warganet.

Advertisement

Emoji semangka banyak digunakan di berbagai platform media sosial yang berisi dukungan kepada Palestina yang salah satu wilayahnya, Gaza, terus digempur Israel sejak Minggu (8/10/2023).

Baca Juga:

Organisasi Jewish Voice for Peace di Instagram yang menyerukan gencatan senjata ketika kekerasan di Gaza meningkat, baru-baru ini membagikan gambar semangka di Instagram.

Orang-orang menambahkan emoji semangka ke akun Instagram mereka, poster-poster yang menampilkan semangka di foto-foto protes , dan surat terbuka bertema semangka dari mantan staf Bernie Sanders yang mendesak senator untuk menyerukan gencatan senjata.

Tak hanya itu, melalui cuitan akun @tanyakanrl, pengunggah menyinggung dukungan selebritas Hollywood kepada Palestina. Namun, ia tidak menyebut nama Palestina dalam cuitan, tetapi menggunakan emoji semangka untuk menandai negara tersebut.

Asal Usul Semangka

Asal usul semangka jadi simbol dukungan untuk Palestina berawal dari larangan untuk mengibarkan bendera negara tersebut. Ketika itu terjadi, muncullah semangka sebab warnanya yakni merah, putih, hitam, dan hijau dianggap mirip dengan warna bendera Palestina.

Selain itu, buah semangka memang melambangkan budaya dan identitas negara. Tanaman semangka biasa ditanam di seluruh Palestina dari Jenin sampai Gaza. Semangka juga jadi bagian dari berbagai masakan serta banyak muncul dalam literatur nasional.

Selama bertahun-tahun, semangka telah menjadi simbol perlawanan dan digunakan oleh warga Palestina untuk memprotes penindasan Israel terhadap identitas dan terutama bendera mereka. Kali ini simbol semangka pun kembali ramai diunggah warganet.

Simbol Solidaritas Sejak Tahun 1967

Sebenarnya penggunaan semangka sebagai bentuk dukungan pada Palestina bukanlah hal baru. Semangka menjadi simbol solidaritas Palestina sejak tahun 1967 ketika Israel menduduki Tepi Barat dan Gaza serta mencaplok Yerusalem Timur.

Ketika itu, pemerintah Israel mendeklarasikan bahwa memajang bendera Palestina akan dianggap sebagai tindak pidana di Gaza dan Tepi Barat. Setiap ada bendera Palestina berkibar, meski ada dalam suatu publikasi hingga iklan dan foto-foto lama, warga bisa terancam hukuman penjara bahkan bisa lebih buruk lagi.

Untuk menghindari larangan itu, warga Palestina mulai menggunakan semangka yang memiliki kombinasi warna serupa dengan benderanya sebagai simbol atas bendera negaranya. Buah segar ini lantas muncul di berbagai karya seni, kemeja, grafiti, poster dan karya lainnya yang mengandung perlawanan terhadap zionis.

Namun, perjalanan simbol semangka ini tidak selalu berjalan mulus. Ketika awal warga menunjukkan protes melalui semangka, pemerintah Israel menutup pameran di Ramallah yang menampilkan beberapa karya seni semangka.

Bukan hanya larangan penggunaan bendera Palestina, Israel juga melarang penggunaan warna serupa dengan bendera itu.

Muncul Kembali

Larangan terhadap bendera Palestina itu baru dicabut pada tahun 1993, setelah ada Kesepakatan Oslo (Oslo Accords) yang mensyaratkan pengakuan bersama oleh Israel dan Palestina. Kesepakatan ini menjadi perjanjian formal Israel-Palestina pertama yang mencoba menyelesaikan konflik kedua wilayah selama beberapa dekade.

Penggunaan semangka sebagai simbol Palestina juga merebak pada tahun 2007 saat peristiwa Intifada Kedua. Pada tahun 2021, semangka juga kembali populer saat pengadilan Israel memutus keluarga Palestina di Yerusalem Timur untuk diusir dari rumah mereka guna memberi jalan bagi para pemukim.

Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi negara Israel kewenangan untuk menyita bendera Palestina. Langkah tersebut lalu diikuti dengan pemungutan suara untuk melarang bendera Palestina ditampilkan di institusi yang dibiayai pemerintah, termasuk universitas. RUU ini awalnya lolos, tapi kemudian batal setelah Israel membubarkan parlemen.

Pada Juni lalu, Zazim, organisasi masyarakat Arab-Israel, meluncurkan kampanye memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Seiring dengan protes ini, gambar-gambar semangka pun terpampang di taksi-taksi yang beroperasi di Tel Aviv.

"Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti berjuang untuk kebebasan berekspresi dan demokrasi," ucap direktur Zazim, Raluca Ganea.

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru