Gempa Afganistan Tewaskan Lebih 2.400 Orang, 1.320 Rumah Rusak
Korban yang terkena dampak paling parah adalah daerah terpencil dan terdiri dari bangunan lumpur. "Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh," kata warga Herat, Bashir Ahmad, yang keluarganya tinggal di salah satu desa tersebut, kepada kantor berita AFP.
Baca Juga:
Menteri Kesehatan Masyarakat Taliban mengunjungi Herat untuk menilai dampak gempa tersebut. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan sedikitnya 465 rumah telah rata dengan tanah.
Kapasitas RS tidak menampung rekanman dari Rumah Sakit Pusat Herat menunjukkan para korban yang diinfus di luar gedung utama. Gambar lain menunjukkan kehancuran di distrik Injil Herat ketika puing-puing menghalangi jalan, sehingga menghambat upaya penyelamatan.
"Situasinya sangat mengerikan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini," kata seorang mahasiswa, Idrees Arsala kepadaAFP.
Dia adalah orang terakhir yang berhasil mengevakuasi ruang kelasnya dengan selamat setelah gempa terjadi.
Baca Juga :Seratusan Orang Tewas dalam Peristiwa Gempa M 6,3 di Afghanistan
Herat terletak 120 km timur perbatasan Iran dan dianggap sebagai ibu kota budaya Afganistan. Diperkirakan 1,9 juta orang tinggal di provinsi tersebut.
Afganistan sering dilanda gempa bumi, terutama di pegunungan Hindu Kush karena terletak di dekat persimpangan lempeng tektonik Eurasia dan India.
Pada Juni 2022, Provinsi Paktika dilanda gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang menewaskan lebih 1.000 orang dan menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal.