Tradisi Mandikan Ibu Hamil Masih Bertahan di Madura
bulat.co.id - Pulau madura yang banyak memiliki seni dan tradisi sampai saat ini masih banyak dilestarikan serta diminati dari berbagai generasi.
"Pelet Betteng" (memandikan ibu hamil anak pertama) adalah tradisi yang terus didapuk dan sakral bagi masyarakat pulau garam madura. Tujuan dari tradisi ini tidak lain untuk mempermudah proses persalinan pada sang ibu.
Baca Juga:
Si calon ibu dimandikan dengan air yang sudah dicampur dengan bunga, biasanya bunga mawar merah dan bunga tujuh rupa.
Baca Juga:Dua Kabupaten di Jatim Punya Dua Tradisi Sakral Saat Menentukan Pasangan, Ini Penjelasannya
Selain itu, di pangkuannya (sang calon*red) menggendong ayam, telur dan menggendong kelapa berwarna kuning. Masyarakat Pamekasan menyebutnya "nyior gadding". Kelapa kuning itu diberi tulisan huruf aksara carakan, abjad latin dan huruf Hijaiah. Alat tulisnya biasanya menggunakan paku sehingga tulisannya tampak jelas.
Gayungnya pun yang pakai adalah kelapa yang sudah di kupas, gagang gayung menggunakan ranting pohon bringin yang disertai daunnya lebat. Dalam ritual saat berlangsung dibacakan kisah Nabi Yusuf berbahasa jawa dan Khotmil Al-Qur'an mulai pagi hingga siang sebelum prosesi siraman selesai.
Salah satu tokoh asal Desa Terrak, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Busiri menyatakan, pesan yang terkandung dari ritual tersebut ternyata tidak bertentangan dengan ajaran agama, karena itu semua ternyata termasuk Tafa'ulan (berdoa dengan perbuatan).
"Saya sebagai orang madura selalu bertanya dalam pikiran, apa maksudnya dari ritual pelet betteng ini. Setelah cukup lama berpikir alhamdulillah sebagian dari kandungan pesan itu bisa saya fahami sehingga saya tidak mudah menyalahkan tradisi yang sejak turun-temurun sudah di lakukan di Madura," katanya, usai melakukan siraman, Selasa (23/05/23).