Loloskan Satu Ton Sabu Dari Pabrik Taiwan, Irjen Teddy Minta Fee Rp 100 M
Hendra Mulya - Rabu, 15 Maret 2023 19:27 WIB
Foto : internet
bulat.co.id -Persidangan kasus narkoba yang melibatkan terdakwa Irjen Teddy Minahasa menemukan fakta baru.
Dalam persidangan narkoba yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Rabu (15/3/23) Linda Pujiastuti alias Anita yang juga terdakwa dengan kasus yang sama mengaku pernah pergi ke pabrik sabu yang ada di Taiwan bersama mantan Kapolda Sumbar, Irjen Teddy Minahasa.
Bahkan, Linda mengatakan, untuk meloloskan satu ton sabu dari pabrik di Taiwan, Teddy Minahasa meminta fee Rp 100 miliar.
Awalnya Linda ditanyai oleh penasihat hukumnya, Adriel Viari Purba, terkait pernyataan Teddy Minahasa dalam BAP yang menyebutkan kalau dia (Teddy) diajak ke Taiwan oleh Linda.
Dalam pernyataannya, Linda mengatakan kalau mereka pergi ke pabrik sabu setelah operasi di Laut China Selatan gagal.
"Di dalam BAP, saksi Teddy Minahasa dalam berkas terdakwa Linda mengatakan kekesalan terhadap ibu Linda ditipu di Brunei dan di Laut China Selatan. Kemudian, izin saya kutip, Yang Mulia, 'Kemudian, kedua saya diajak ke Taiwan dan ditemukan dengan pabrik di sana'. Pertanyaannya, ke Taiwan dan ke pabrik dalam rangka apa?" tanya Adriel kepada Linda. "Ke pabrik sabu," jawab Linda.
Salam persidangan itu, Linda mengatakan kalau Teddy Minahasa sempat memberikan tawaran 'buy one get one' yang artinya pabrik dari Taiwan bisa mengirim sabu ke Indonesia, namun dengan catatan, sebagian barang harus ada yang ditangkap.
"Jadi waktu saya (Linda) gagal di Laut China, itu saya sudah minta maaf, katanya begini, " Kamu kenal nggak sama bandar di sana?", "Ada Pak Teddy", jawab saya. Pak Teddy bilang begini aja, kita ke sana. Kalau mereka mau kirim kita kawal, "Maksudnya gimana, Pak Teddy?, saya tanya. "Ya bilang saja buy one get one', dia bilang begitu," jelas Linda.
Dijelaskan Linda kalau maksud buy one get one adalah, jika bandar di Taiwan akan mengirim satu ton sabu ke Indonesia, maka, satu ton akan diloloskan dan satu ton lagi akan ditangkap.
"Jadi kalau satu ton kirim ke sini, Pak Teddy minta fee Rp 100 miliar. Jadi saya ke sana ketemu dengan Mr X, waktu itu saya ketemu tiga kali di Taiwan dengan Pak Teddy. Fee 100 M itu tidak disepakati karena dinilai terlalu mahal," sambungnya.
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Region Head Pimpin Upacara Hari Pahlawan Tahun 2024 di PTPN IV Regional VI
Badan Migrasi PBB: Lebih dari 14 Juta Orang Mengungsi di Sudan
Jadwal MotoGP Thailand 2024: Kesempatan Francesco Bagnaia Kejar Poin Jorge Martin
Dirut PLN Mendatang Idealnya Dari Kalangan Internal, Lebih Beretika dan Tidak Mengejar Kekayaan
Gedung Putih Mengonfirmasi Kematian Seorang Warga AS dalam Serangan Israel di Lebanon
Aksi Massa dan Provokator Warnai Pengadaan Lahan PLTP Ulumbu, Pemda Manggarai Tetap Gunakan Pendekatan Humanis
Komentar