Dalang Kerusuhan Silambo Belum Ditangkap, Polrestabes Medan Masih Diam
Belasan pelaku kerusuhan diamankan di Mapolrestabes Medan. Hal tersebut disampaikan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setiawan SIK SH MHum. "Masih dalam penyidikan lebih lanjut mas," kata Gidion Arif Setiawan via WhatsApp (WA), Sabtu (26/10/2024).
Baca Juga:
- Kerusuhan di Selambo, Pihak Kepolisian Belum Bisa Pastikan Motif Penyerangan dan Dalang Penyerangan
- Buntut Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Orang, Kombes Gidion : Bubarkan, Basmi dan Ambil Tindakan Tegas
- Vidionya Viral ! Residivis Penghina Nabi, Rudi Simamora Alias Anak Batak Diamankan di Mapolrestabes Medan
Disinggung mengenai dalang kerusuhan di Selambo dan motif penyerangan, Gidion Arif Setiawan mengaku, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan. "Masih dalam penyidikan lebih lanjut mas," jawabnya singkat.
Ditanyai apakah mereka suruhan seseorang, Gidion Arif Setiawan menuturkan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan. "Dalam proses sidik mas," ujarnya.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto SH SIK MH mengatakan, agar menanyakan hal tersebut ke Kapolrestabes Medan. "ke kapolrestabes saja mas," jawabnya singkat.
Sebelumnya, personil kepolisian Sat Reskrim Polrestabes Medan mengamankan belasan orang yang terlibat dalam penyerangan dan pembunuhan di Jalan Selambo, Desa Amplas, Sumut pada Senin (21/10/2024) lalu. Adapun pelaku penyerangan yang diamankan yakni FS (23), MWS (20), RMS (15), MTA (21), MF (21), AFP (18), DA (21), JD (17), DAW (17), AS (17). Sementara itu, 3 orang lainnya BG, MRF dan JB masih DPO (daftar pencarian orang).
Dari hasil penyelidikan dan tes urine, para pelaku menggunakan narkoba jenis ineks sehingga melakukan perbuatan yang mengganggu ketertiban dan keamanan di Kota Medan.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan SIK SH MHum, Rabu (23/10/2024), mengatakan, ketiga pelaku berdasarkan pemeriksaan masing-masing dijanjikan upah Rp 3 juta untuk melakukan aksi bentrokan hingga menyebabkan korban jiwa dua orang meninggal dunia.
"Ketiganya berusia dewasa dan anak di bawah umur. Mereka berperan ada yang membawa sepeda motor, melempar batu serta membawa senjata tajam membacok korban," ujarnya seraya menyebutkan aktor intelektual memanfaatkan anak-anak remaja melakukan aksi penyerangan.