LPKA Medan: Pendampingan Psikolog Pastikan Psikis Anak Binaan Sehat

Kepala LPKA Medan, Khairul Bahri Siregar mengatakan, "Adanya psikolog sebagai pendampingan anak binaan untuk memastikan kesehatan tetap terjaga dengan baik yakni secara fisik dan mental."

Sebanyak 167 anak binaan di LPKA Kelas I Medan mendapatkan pendampingan psikolog secara berkala di tempat ini. Kegiatan tersebut diawali dengan 50 anak binaan yang dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendapatkan pendampingan psikolog. Sisanya dilakukan pada hari berikutnya.

Baca Juga:

• Psikologis 3 Pelaku Pembakaran Rumah Wartawan di Karo Diperiksa Polisi
• Ini 5 Tips Tuk Jadi Mahasiswa Pascasarjana Tangguh Menurut Pakar Psikologi Unpad
• Siap All Inn? Top 10 Jurusan Kuliah di Indonesia Terkenal Susah Masuk dan Sulit Tamat

"Pendamping psikolog ini merupakan salah satu tugas pemasyarakatan yang kami lakukan di LPKA Medan," ujar Khairul.

Menurutnya, kegiatan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak beserta Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

"Perlakuan terhadap anak harus berbeda dengan warga binaan di lembaga pemasyarakatan dewasa. Di sini, kesejahteraan dan hak-hak mereka dijaga, termasuk kesehatan mereka, baik dari luar maupun dalam," jelas Khairul.

Adanya pendampingan psikolog diharapkan akan membantu anak binaan menjadi lebih baik dari segi mental maupun fisik sehingga kelak mereka dapat menjadi lebih bermanfaat untuk masyarakat.

Psikolog dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Nurus sakinah Daulay mengatakan pendampingan tersebut bertujuan untuk mengatasi serta mengetahui kondisi psikis dari para anak binaan setelah mereka menerima hukuman atas perbuatan yang mereka lakukan.

"Pendampingan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi psikis dari anak-anak setelah mengalami keadaan yang harus mereka terima sekarang," jelas Nurus sakinah.

Menurutnya, pendampingan ini sangat penting demi menemukan model perawatan yang sesuai karena pertumbuhan psikis anak tersebut sangat rentan.

Stigma masyarakat terhadap orang yang berada di dalam penjara pun bisa mempengaruhi kesehatan mental mereka.