PT Soeloeng Laoet Kembali Larang Ngangon Ternak, Masyarakat Mengadu Kemana?

Larangan ini tertuang dalam surat bernomor 56/5/SK/VI/2024 perihal larangan menggembalakan ternak di areal kebun tertanggal 3 Juni 2024.

Tak hanya surat larangan, pihak PT Soeloeng Laoet juga dikabarkan melakukan upaya pengusiran ternak pada Selasa (9/7/2024) sore.

Baca Juga:

• Warga Keluhkan Merebak Lalat, Dinas LH Sergai Sebut Temukan Banyak 'Pelanggaran' di Ternak Ayam Desa Melati II
• Kepulauan Nias Siap-siap, Bobby Nasution akan Majukan Nias
• Lapas Kelas llB Padangsidimpuan Gelar Upacara Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Security dan centeng perusahaan menggunakan berbagai cara untuk menakut-nakuti ternak, seperti menggoyangkan kaleng berisi batu dan memasang bendera plastik serta lonceng-loncengan. Hal ini membuat ternak panik dan berlarian, serta tidak mau makan.

Masyarakat peternak tentu saja resah dengan situasi ini. Mereka telah lama memanfaatkan areal perkebunan untuk menggembala ternak, dan larangan ini berakibat pada hilangnya sumber mata pencaharian mereka.

Salah satu peternak, Hendra Gunawan, menuntut musyawarah dengan pihak PT Soeloeng Laoet untuk mencari solusi bersama. Ia juga meminta agar perusahaan menyediakan tempat khusus untuk menggembala ternak agar tidak mengganggu operasional kebun.

Senada dengan Hendra, peternak lain berinisial AM juga berharap agar pihak perkebunan lebih pengertian terhadap kebutuhan masyarakat. Ia menceritakan bagaimana ternak mereka yang diusir paksa menjadi panik dan bahkan hilang.

Masyarakat peternak berharap agar pemerintah daerah, DPRD, dan Polres Sergai dapat turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini dan menciptakan solusi yang kondusif bagi semua pihak.

Pihak media saat ini masih berusaha untuk mendapatkan konfirmasi dari PT Soeloeng Laoet terkait dengan larangan menggembala ternak dan upaya pengusiran yang dilakukan.

Larangan menggembala ternak oleh PT Soeloeng Laoet kembali memicu keresahan masyarakat di sekitar perkebunan. Diharapkan agar semua pihak terkait dapat duduk bersama untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.