Dinkes Sumut Sarankan Hal Ini Ke Pecinta Hewan

- Senin, 17 Juli 2023 17:15 WIB
Dinkes Sumut Sarankan Hal Ini Ke Pecinta Hewan
internet
Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut), menyampaikan beberapa saran kepada masyarakat pecinta hewan berkaitan dengan penyakit yang dapat berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain.

bulat.co.id -MEDAN | Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Utara (Sumut), menyampaikan beberapa saran kepada masyarakat pecinta hewan berkaitan dengan penyakit yang dapat berakibat fatal bagi diri sendiri maupun orang lain.

Advertisement


Salah satu penyakit yang dimaksud adalah rabies. Kasus gigitan anjing rabies kini sangat meresahkan masyarakat, sebab di sejumlah daerah terdapat warga meninggal akibat gigit anjing rabies.

Baca Juga:

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Kadiskes Sumut), Alwi Mujahit Hasibuan, Senin (17/7), menyarankan agar masyarakat untuk sementara agar tidak memelihara anjing. Jika pun harus memelihara, sebaiknya dilakukan vaksin agar tidak membahayakan tuannya dan juga masyarakat sekitar.

"Untuk antisipasi, anjingnya yang diamankan, karena penularannya dari gigitan anjing. Harusnya kalau mau pelihara anjing harus divaksin," saran Alwi.

Baca Juga :Peredaran Sabu 36 Kg Digagalkan
Selain itu, lanjut Alwi, bagi pecinta hewan yang tidak ingi melakukan vaksin terhadap anjing peliharaannya, disarankan untuk sementara tidak memelihara demi keselamatan tuannya maupun orang lain. "Anjing kalau sudah tertular rabies dia tidak mengenal tuannya. Jadi dia bisa membahayakan tuannya dan masyarakat sekitarnya," tegasnya pada.

Sebelumnya, Alwi mengatakan, ada 3.888 kasus gigitan bukan kasus positif rabies. Dalam hal ini kasus gigitan yang disebabkan oleh hewan-hewan yang diduga dapat menularkan virus rabies seperti digigit anjing, kucing atau kera yang belum tentu semua kasus gigitan tersebut mengandung virus rabies.



"Alasannya karena bisa saja hewan-hewan tersebut sudah divaksin sehingga sudah terbentuk antibody terhadap virus rabies, sehingga tidak dapat menularkan virus rabies lagi ke manusia walaupun hewan-hewan tersebut sudah terlanjur menggigit manusia," katanya.

Ia menjelaskan dari 3.888 kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 3.011 kasus dan ada enam kasus kematian pada manusia di Provinsi Sumut karena rabies (Lyssa) yang biasanya meninggal diakibatkan terlambat mendapat penanganan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes).


Baca Juga :Pemulung Tajir Usia 72 Tahun Diamankan Sat Pol PP

Menurutnya, sebagian masyarakat lebih memilih berobat kampung dengan ramuan-ramuan tertentu yang dipercaya dapat mematikan virus rabies dan dapat kami pastikan tidak mendapatkan VAR," jelasnya.

Ia menyampaikan salah satu hal paling krusial setelah digigit hewan penular rabies adalah langsung segera melakukan perawatan luka gigitan/cakaran dengan mencuci luka dengan sabun di air mengalir selama 15 menit.

Ia menyimpulkan angka 3.888 itu adalah jumlah kumulatif kasus gigitan hewan-hewan yang diduga menjadi penular rabies dan bukan jumlah kasus positif rabies di Sumut.

"Dari angka 3.888 tersebut hanya ada enam kasus kematian pada manusia karena rabies (Lyssa) artinya hanya ada enam kasus yang positif rabies yang dibuktikan dari beberapa kasus yang enam tadi, ada yang dilakukan pemeriksaan laboratorium spesimen otak anjing dimana positif mengandung virus rabies dan dari gejala klinis yang dijumpai pada manusia yang terinfeksi virus rabies," tandasnya. (dhan/wsp)

Halaman :
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru