Ekowisata Mangrove Lembung Rujukan Kaula Muda Untuk Belajar
bulat.co.id - Hutan mangrove di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, jadi rujukan destinasi wisata outdoor yang menarik untuk disinggahi menjelang sore hari maupun pagi hari. Bukan hanya itu, tempat tersebut sering dijadikan tempat penelitian para mahasiswa yang berada di Madura.
Baca Juga:
Kendati wahana baru, tempat wisata ini cukup potensial karena memiliki panorama alam dan udaranya yang sejuk. Wisata hutan mangrove semakin menarik karena pengelola memberi fasilitas berupa spot foto selfi yang menarik.
Baca Juga: Mangrove di Pemalang Berpotensi Dikembangkan Jadi Obyek Wisata">Hutan Mangrove di Pemalang Berpotensi Dikembangkan Jadi Obyek Wisata
Slaman (34) merupakan penduduk lokal di Desa Lembung Kecamatan Galis, telah delapan tahun mengelola hutan mangrove bersama sang ayah. Kemudian, pada tahun 1993 ayahnya meninggal. Awalnya, hutan bakau tersebut hanya dikhususkan sebagai cara untuk mengatasi abrasi.
Sebagaimana Slaman menuturkan saat ditemui pada Senin (10/4/2023), Lembung memiliki beberapa masalah. Di daerah itu dulunya ketika malam purnama, air laut bisa masuk ke perkampungan dan merusak tambak milik warga. Kerugian yang dialami biasanya mencapai 3-5 juta.
"Sebelum dipindahkan menjadi milik pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan tempat ini sangatlah nyaman dan asri sebelum beberapa wahana di tempat tersebut direnovasi," ungkapnya.
Slaman lanjut mengatakan, upaya yang dilakukannya itu untuk menjaga lingkungan dari kerusakan akibat abrasi karena saat itu jumlah pohon mangrove di pesisir Desa Lembung masih sedikit. Namun kini, kawasan hutan Mangrove Lembung banyak dikunjungi. Baik wisatawan lokal maupun pelajar dan mahasiswa yang hendak melakukan penelitian.
"Tepatnya pada tahun 2019 Mangrove Lembung resmi dibuka menjadi ekowisata dengan bangunan jembatan sekitar 400 meter menuju ke arah laut," pungkasnya.