Tradisi Unik Ramadan di Berbagai Negara

- Rabu, 29 Maret 2023 09:35 WIB
Tradisi Unik Ramadan di Berbagai Negara
Istimewa
Ilustrasi

bulat.co.id - Ramadan menjadi bulan spesial bagi umat Islam di seluruh dunia. Ada berbagai cara menyambut kedatangan Ramadan di berbagai belahan dunia. Misalnya saja meledakkan meriam. Tradisi seperti ini bahkan sudah dijalani sejak beberapa abad lalu.

Advertisement

Tradisi ini juga mencerminkan semangat solidaritas di antara umat muslim. Untuk itu, berikut 5 tradisi unik Ramadan yang terjadi di belahan dunia dikutip dari laman detikEdu, Rabu (29/3/2023).

Baca Juga:

1. Ledakan Meriam Iftar

Momen Iftar atau berbuka puasa memang menjadi waktu yang ditunggu-tunggu setelah 12 jam menahan hawa nafsu baik makan maupun minum. Bila di Indonesia ditandai dengan tabuhan bedug diikuti lantunan adzan magrib, berbeda dengan di Kairo, Mesir.

Baca Juga: Ketahui Cara Astronaut Berpuasa

Ketika waktunya tiba, meriam antik diledakan untuk menandakan waktu berbuka puasa. Tradisi ini bahkan telah hadir sejak era sultan Dinasti Mamluk di abad ke-15.

Awalnya ia menguji sebuah meriam hadiah yang diberikan kepadanya dan menembakkannya saat waktu berbuka puasa selama Ramadan. Penduduk Kairo konon mengira itu adalah sebuah tanda untuk berbuka puasa.

Melihat tanggapan masyarakat yang menyambut gembira ledakan tersebut, sultan akhirnya memerintahkan agar meriam ditembakkan setiap hari sebagai tanda buka puasa.

Awalnya mereka memakai peluru aktif, namun pada tahun 1859 hal itu dihentikan karena populasi kota yang makin bertambah.

Uniknya tradisi ini menyebar ke daerah Levant, lalu ke Baghdad pada akhir abad ke-19. Dikutip dari Arabnews tradisi ini diketahui juga hadir di negara-negara di kawasan Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Turki dan bahkan sampai Bangladesh.


2. Sejarah Membangunkan Sahur

Di beberapa daerah di Indonesia, momen sahur berjalan penuh dengan meriah. Banyak remaja yang berkeliling desa untuk membangunkan warga agar segera menyantap sahur. Tradisi ini ternyata sudah berjalan sangat lama juga loh. Proses ini dilakukan oleh seorang petugas membangunkan sahur yang disebut dengan masaharati.

Masaharati pertama diketahui sebagai Utbah bin Ishaq seorang gubernur Mesir abad ke-7. Saat ia berjalan-jalan di Kairo pada malam hari, ia berseru "Hamba-hamba Allah, sahurlah, karena ada berkah dalam sahur."

Seiring berjalannya waktu, profesi tersebut menyebar ke negara lain dengan nama dan melodi yang berbeda. Tradisi di Maroko membangunkan sahur menggunakan terompet, sementara masyarakat di Yaman dengan cara mengetuk rumah tetangga.

3. Menghias Jalan dengan Lentera dan Kain

Setiap negara memiliki gaya dekorasinya sendiri dalam merayakan Ramadan. Jalan-jalan di Kairo dihiasi dengan kain warna-warni, lampu dan lentera. Di Afrika Utara, desain Arab terlihat di mana-mana.

Begitupun di negara-negara Teluk Arab seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang dihiasi dengan ornamen bintang dan bulan sabit di berbagai sudut kota.

Ramadan identik dengan warna hijau, kuning, ungu dan biru kehijauan. Warna ini mewakili kedamaian dan spiritualitas.

4. Buka Bersama

Di Mesir, buka puasa bersama di adakan di lingkungan perumahan. Dengan demikian antar tetangga akan saling menyumbangkan makanan atau meja serta membantu mengatur acara berbuka puasa di malam hari.

Sedangkan di Arab Saudi jamuan buka bersama diadakan di halaman Masjidil Haram Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Begitu pula di Uni Emirat Arab, meja darurat dengan banyak makanan disiapkan di halaman masjid untuk para jemaah.

Tak ketinggalan, setiap masjid di Indonesia juga kerap mengadakan buka puasa bersama dengan jamaahnya. Hal ini biasanya didanai oleh badan amal atau mereka yang memberikan sedekahnya.

5. Banyak Makanan Tradisional

Tak hanya meriah saat buka puasa bersama, makanan yang disajikan juga ikut meriah. Kurma memang menjadi makanan pokok di setiap meja saat berbuka.

Karena Nabi Muhammad menyarankan untuk berbuka puasa dengan kurma dan air. Namun momen Ramadan juga menjadi waktu makanan tradisional unjuk gigi.

Seperti molokhia, sup Mesir yang terbuat dari molokhia (sejenis bayam hijau) biasanya disajikan dengan nasi dan ayam panggang atau manisan Ramadhan termasuk chebakia, kue Maroko yang dibuat dengan madu dan wijen.

Halaman :
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru