Bahaya Mengerikan Mager
bulat.co.id - Rebahan sambil bermain media sosial atau menonton film seharian memang jadi hal yang mengasyikkan. Namun, malas gerak (mager) tanpa aktivitas lainnya juga menyimpan bahaya bagi kesehatan.
Ahli kedokteran olahraga dari Rumah Sakit Homerton di Inggris, Dr Richard Weiler dan Dr Emmanuel Stamatakis dari University College London berpendapat bahwa malas bisa menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Baca Juga: Begini Bedanya Konsumsi Buah Langsung dan Jus
Menurut mereka, gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah penyakit lingkungan yang datang dengan sendirinya. Tanda dan gejalanya tak terhitung jumlahnya, yang semuanya mengarah ke hal buruk bagi kesehatan.
"Manusia diciptakan untuk bergerak, bukan diam. Jutaan tahun berburu, bertani, dan kerja paksa yang intens telah membentuk tubuh kita ke bentuknya saat ini," ucap salah satu dokter, dikutip dari detikHealth.
Baca Juga:
Efek Kemajuan Teknologi
Menurut pakar, ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju telah membuat hidup manusia lebih mudah. Kemajuan hemat waktu, energi, dan uang telah mengubah cara hidup banyak orang.
Akibatnya, banyak perilaku hidup yang mengurangi jumlah waktu untuk bergerak setiap harinya. Dibanding bergerak, generasi modern semakin mudah menemukan tempat untuk santai dan rebahan di sekolah, kafe, hingga di rumah.
Ironisnya, banyak orang menyalahkan kurangnya waktu sebagai alasan mereka untuk tidak banyak bergerak. Di sisi lain, mereka justru menghabiskan lebih dari tiga jam menonton atau melihat gadget setiap hari.
"Kita belum dididik bahwa lebih aktif bergerak itu tidak memakan biaya apapun," ungkap dokter melihat fenomena mager.
Bahaya Mengerikan Mager
Dengan meneliti 95% populasi di Inggris, ahli menemukan bahwa seseorang baik kurus atau gemuk, yang menjalani gaya hidup tidak aktif memiliki peluang yang sama dengan seorang perokok untuk mati muda.
Secara statistik, setiap minggu yang dihabiskan untuk tidak aktif kira-kira setara dengan merokok sebungkus rokok. Sebaliknya, menjadi aktif secara fisik pada usia berapa pun dapat meningkatkan efek positif pada kesehatan.
Secara umum, gaya hidup mager bisa menyebabkan lebih dari 40 penyakit kronis yang diakui secara medis. Mulai dari penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, obesitas, penyakit mental, demensia, beberapa jenis kanker.
Mager juga menyebabkan penurunan kualitas hidup dan mungkin yang paling penting adalah memunculkan ketidakbahagiaan.
Pada anak-anak, malas gerak bisa menyebabkan obesitas dan penurunan prestasi akademik di semua kelas sosial ekonomi. Kemudian pada orang dewasa, mager bisa menyebabkan waktu istirahat yang terlalu lama dan penurunan produktivitas.
Sementara pada lansia, mager bisa membuat kualitas hidup dan kemandirian sangat berkurang, di samping biaya perawatan kesehatan yang bisa meningkat drastis.
Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk lebih sadar terhadap aktivitas dan waktu yang dihabiskan setiap harinya.
Caranya adalah dengan mengevaluasi atau mencatat aktivitas harian. Buat manajemen waktu yang seimbang, untuk belajar, bekerja, menghabiskan waktu dengan orang terdekat, dan mendapatkan hiburan seperti media sosial ataupun film.