Setelah China, Giliran AS ‘Diamuk’ Omicron XBB.1.5
Ilustrasi
bulat.co.id -Amerika Serikat dihadang wabah baru, lonjakan kasus terjadi dengan cepat usai XBB.1.5 teridentifikasi di awal tahun 2023. Menurut data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC AS, strain Omicron XBB.1.5 ini menyumbang sekitar 41 persen dari kasus harian Covid-19 di seluruh wilayah AS.
''Mutasi telah mendapatkan daya tarik yang cukup besar selama seminggu terakhir, CDC mencatat, kasus melonjak hingga 21 persen dibandingkan tujuh hari yang lalu,'' lapor CDC.
XBB.1.5, adalah kerabat dari XBB. Lebih dari 70 persen kasus Coviddi New York hingga Maine sekarang adalah XBB.1.5. Seganas apa?
Baca Juga:Tetap Gunakan Masker Meski Indonesia Menuju Status Endemi
Dikutip dari detikHealth, Selasa (3/1/2023), para ahli meyakiniCovid-19 XBB.1.5 bisa memicu lonjakan kasus secara global. Hal ini dikarenakan XBB.1.5 adalah campuran 'rekombinan' dari dua strain Omicron sebelumnya.
Karenanya, XBB.1.5 diyakini lebih kebal dan lebih menular daripada variasi BQ dan XBB. XBB1.5, serta mengungguli versi BQ1 sebesar 108 persen. Namun seiring makin banyaknya data yang tersedia, XBB1.5 terus meningkat dan saat ini transmisinya disebut 120 persen lebih cepat daripada leluhurnya. Termasuk Omicron BF, yang 'menggila' di China dan belakangan juga teridentifikasi di Indonesia.
Spesialis penyakit menular Anthony Fauci telah menyatakan pada bulan November bahwa, sementara vaksinCovid-19 booster, yang menargetkan variasi asli dari virus Corona serta subvarian BA.4 dan BA.5, mungkin hanya memberikan sedikit perlindungan terhadap subvarian XBB.
Dikutip dari CBSNews, lonjakan XBB.1.5 terjadi ketika rawat inapCovid-19 telah meningkat di seluruh wilayah AS dalam beberapa minggu terakhir. Total pasien masuk ke RS saat ini lebih buruk daripada puncak musim panas lalu di beberapa daerah, tetapi masih lebih rendah daripada musim dingin lalu saat ini.
"Tidak ada kesimpulan pada saat ini bahwa XBB.1.5 memicu gejala lebih parah. Tapi saya pikir ini saat yang tepat bagi orang-orang untuk melakukan hal-hal yang telah kami katakan cukup lama adalah cara terbaik untuk melindungi diri mereka sendiri," kata Barbara Mahon, Direktur Divisi Virus Corona dan Virus Pernapasan Lain di CDC.
Sebelum berevolusi menjadi XBB.1.5, varian XBB ditemukan menjadi subvarian yang paling kuat menerobos antibodiCovid-19 akibat infeksi dibandingkan suvarian lain, menurut riset di Jepang. Dalam pengobatan, XBB juga disebut kebal terhadap daftar obat antibodi monoklonal yang diandalkan dokter di awal pandemi sebelum dikesampingkan oleh varian baru.
"Varian XBB.1.5 akan terlihat mirip dengan XBB yang kami uji dalam penelitian kami. Mutasi R346T/I di dalam spike yang meningkatkan kemampuan virus untuk menghindari antibodi dengan lebih efisien," kata Mehul Suthar dari Universitas Emory.
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Besok Pengamanan Nataru Dimulai
Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun 2024, BMKG Waspadai Potensi Bencana
Kapolres Padangsidimpuan Pimpin Rakor Operasi Lilin 2024 Lintas Sektoral
Mahasiswa Ikuti Kuliah Umum Anti Korupsi
Ade R Tanjung Geram, DPO Kasus KDRT Polrestabes Medan Bebas Berkeliaran
Bawaslu Karo Nyatakan Pilkada 2024 Sukses
Komentar