Review Lengkap Tablet Pertama Oppo, Pad Air

- Sabtu, 31 Desember 2022 15:00 WIB
Review Lengkap Tablet Pertama Oppo, Pad Air
Istimewa
Oppo Air Pad
bulat.co.id -Oppo memperkenalkan seri tablet pertamanya, Pad Air, untuk pasar Indonesia beberapa waktu lalu. Dibanderol dengan harga Rp 4 juta, Oppo Pad Air menjanjikan keandalan di sektor multimedia dan produktivitas.

Kali ini, kita akan bahas secara lengkap bagaimana performanya secara keseluruhan, ketahanan baterai, dan apa saja fitur-fitur yang memudahkan. Di sisi lain, seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (31/12/2022), dituliskan pula catatan untuk Oppo mengetahui bagian mana yang perlu ditingkatkan ke depannya?

Desain dan Bobot

Sebelum beranjak ke penggunaan produk, mari bahas soal desainnya terlebih dahulu. Kesan pertama kami menggenggam Oppo Pad Air terasa compact dan ringan, sehingga gampang dibawa bepergian.

Baca Juga:Cari HP di Penghujung Tahun? Ini Rekomendasinya

Dengan layar jumbo 10,36 inci, Oppo Pad Air memiliki bobot ringan 440 gram dan ketebalan 6,94 mm. Rasanya kurang lebih seperti membawa novel sekitar 500 halaman, hanya saja dalam bentuk yang jauh lebih tipis.

Bingkai layarnya (bezel) berukuran 8 mm dengan rasio layar 83,5 persen. Di bingkai tersebut dibenamkan kamera depan 5MP dengan bukaan f/2.2 yang penggunaannya lebih condong untuk kebutuhan video call saat meeting atau mengikuti kelas online. Karenanya, kamera depan tersebut dipasang dengan orientasi lanskap di sisi tengah.

Fitur pengenalan wajah (face recognition) untuk keamanan juga sudah didukung dan responnya cukup cepat. Penyetelan biometriknya mudah dan mampu mengenali wajah ketika menggunakan kacamata. Namun, fitur ini belum bisa mengenali wajah dengan masker.
Lanjut ke sisi belakang, punggung Oppo Pad Air mengusung desain unik, di mana ada aksen yang dinamai "3D Sunset Dune" dengan tekstur agak menonjol. Satu-satunya warna yang tersedia untuk perangkat ini adalah Grey (abu-abu).

Ada kamera belakang beresolusi 8MP dengan bukaan f/2.0 yang terpatri pada desain 3D Sunset Dune tersebut. Spesifikasi kamera memang bukan "jualan" utama perangkat tablet pada umumnya, mengingat pemakaiannya tidak semasif kamera HP.

Kualitas kamera Oppo Pad Air pun terbilang standar. Kami memanfaatkannya untuk menjepret foto, untuk kemudian di-tracking di aplikasi grafis IbisPaintX sehingga bisa jadi ilustrasi digital. Metode ini bisa digunakan untuk kamu yang sedang belajar ilustrasi.

Di sektor multimedia, hal pertama yang kami lakukan adalah menonton series "Alice in Borderland" musim kedua yang lagi hits di Netflix selama kurang lebih 3 jam. Secara teknis, layar Oppo Pad Air beresolusi 2K (2.000 x 1.200 piksel) dan menampung 1 miliar warna dengan 2.048 tingkat kecerahan adaptif yang menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Menurut pengalaman kami, layar tersebut cukup memuaskan untuk dipakai nonton. Warnanya tajam dan cerah, grafisnya pun mulus. Bezel yang tebal tidak terlalu mengganggu, apalagi kalau untuk nonton sendiri atau berdua saja.
Oppo juga menyisipkan fitur "Eye-Care" supaya mata tidak sakit jika harus berlama-lama melihat layar. Pada laman "Penyetelan", ada opsi untuk mengaktifkan "Eye Comfort" untuk menurunkan tingkat blue light pada layar dan membuat tone tampilan lebih hangat (warm), sembari tetap menyelaraskan warna yang natural.

Fitur "Eye Comfort" ini bisa dijadwalkan, misalnya hanya mau mengaktifkannya pada malam hari di jam-jam tertentu. Ada pula pilihan untuk mengaktifkan warna monokrom pada layar yang cocok digunakan untuk membaca buku elektronik (e-Book) atau scrolling berita online dalam waktu lama.

Aspek lain yang juga penting dalam fungsi multimedia adalah audio. Oppo Pad Air dilengkapi empat speaker simetris full range 1W dengan ruang suara 0,8cc dari Dolby Atmos. Speaker tersebut disebar di sisi kanan dan kiri perangkat pada orientasi lanskap.

Hasilnya, suara terasa sopan masuk ke kuping, baik dari segi kejernihan dan kedalaman. Mode audio juga bisa disetel berdasarkan situasi lingkungan, misalnya sedang di dalam ruangan (indoor), di tempat yang ramai (on-the-go), di perjalanan (commute), sampai di dalam pesawat (flight).


Selain itu, mode penyetelan ini bisa diatur pula berdasarkan skenario penggunaan. Misalnya untuk nonton film, mendengar musik, gaming, atau pengoptimalan otomatis (smart mode).

Berdasarkan pengalaman CNBC Indonesia, yang lumayan terasa perbedaannya ketika mengaktifkan mode musik, di mana tingkat keseimbangan audio lebih diperhatikan. Treble-nya cukup mumpuni, tetapi bass-nya agak tenggelam pada volume kecil.

Kelar nonton series, kami lanjut mendengarkan podcast "Jem's Coffee Shop" selama 1 jam sembari beres-beres rumah. Untuk itu, kami menghubungkan Oppo Pad Air dengan perangkat True Wireless Stereo (TWS) Oppo Enco Buds 2.
Pengalaman kami menghubungkan dua perangkat ini sangat mudah. Ketika mengaktifkan Bluetooth di Pad Air, tablet tersebut langsung mendeteksi Enco Buds 2 yang sudah dikeluarkan dari cangkangnya.

Koneksinya pun stabil dan jangkauannya lumayan panjang. Membersihkan rumah seluas 52 meter persegi terasa lancar tanpa mengalami pemutusan koneksi di ruang-ruang yang terhalang tembok, asalkan pintu tidak ditutup rapat.
Audionya terasa dalam di telinga, sehingga bisa diandalkan pula ketika melakukan video call. Apalagi, Enco Buds 2 punya fitur "AI Deep Noise Cancellation" untuk telponan di tengah keramaian yang bising. Ketika mendengarkan musik, bass-nya juga terasa lebih baik via Enco Buds 2 ketimbang melalui speaker Pad Air langsung.

Yang terpenting, desain ergonomis Enco Buds 2 tidak bikin pegal di telinga, setidaknya untuk 1 jam pemakaian.
Untuk menguji aspek produktivitasnya, kami mencoba Oppo Pad Air untuk menggambar di aplikasi IbisPaintX menggunakan pena digital Oppo Smart Stylus Pen. Sama seperti Enco Buds 2, menghubungkan pena digital ini sangat mudah.

Ketika Oppo Smart Stylus Pen dipasangkan satu baterai AAAA, fungsinya otomatis berjalan di layar Pad Air. Spesifikasi teknisnya, stylus ini memiliki tingkat sensitivitas yang membedakan 4.096 tekanan dan tetap berfungsi pada sudut kemiringan 60 derajat.

Berdasarkan pengalaman kami, pena digital ini memang lumayan mulus dipakai menggores di layar dan bisa membedakan efek brush sesuai tingkat tekanan. Sayangnya, layar Pad Air belum bisa membedakan tekanan dari stylus dan benda lain. Sehingga, jika tidak hati-hati, terkadang layar akan tergores saat mendeteksi tekanan telapak tangan.

Ketika menggambar dan butuh inspirasi dari browser, kami memanfaatkan fitur Dual Windows atau biasa juga disebut Split Screen. Fitur ini memungkinkan multitasking dengan membuka dua aplikasi sekaligus di satu layar. Saat sedang meeting atau belajar online melalui video call pun bisa sambil menyoret poin bahasan.

Namun, fitur ini tidak mendukung semua aplikasi. Ketika dicoba untuk Netflix, mode Split Screen tak bisa digunakan. Jika ingin tetap nonton sambil mengakses layanan lain sebagai background, bisa memanfaatkan Floating Window.

Dari sederet fitur produktivitas pada Oppo Pad Air yang disokong sistem operasi ColorOS 12.1, fitur Multi-Screen Connect adalah primadonanya. Fitur ini memungkinkan konektivitas dengan HP, sehingga layar HP muncul di layar Pad Air.

Fungsinya untuk transfer teks dan file antara HP dan tablet. Fitur ini sangat berguna bagi jurnalis seperti kami yang terkadang butuh memindahkan teks hasil ketik cepat dari HP ke tablet.

Bisa pula untuk yang bekerja di industri kreatif dan ingin memindahkan catatan di HP ke slide presentasi. Bukan cuma teks, transfer file berupa foto dan video pun bisa dilakukan dengan metode drag-and-drop dari layar HP ke tablet.

Namun, perlu dicatat bahwa fitur Multi-Screen Connect ini hanya berlaku untuk ekosistem Oppo saja. Artinya, cuma bisa digunakan dengan HP Oppo tertentu. Tim CNBC Indonesia sendiri menggunakan Oppo Reno 8 5G.

Cara menghubungkannya menggunakan koneksi WiFi dan Bluetooth. Lalu aktifkan fitur Multi-Screen Connect di Pad Air dan HP Oppo. Perlu dicatat, koneksi yang seamless untuk menghubungkan dua perangkat ini memerlukan jaringan di frekuensi 5 GHz. Ketika dicoba di frekuensi 2,4 GHz, layar Pad Air akan menyuruh ganti frekuensi jaringan karena dikhawatirkan pengalaman Multi-Screen Connect tidak maksimal.

Perangkat lain yang melengkapi ekosistem produktivitas Pad Air adalah Smart Keyboard hasil kolaborasi Oppo dan Rapoo. Keyboard yang menyatu dengan case ini membutuhkan koneksi Bluetooth untuk terhubung.

Kinerjanya lumayan responsif untuk dipakai mengetik. Tim CNBC Indonesia menggunakan Smart Keyboard ini untuk mengetik 2 artikel dalam waktu kurang lebih 1 jam. Rasanya nyaman dan tidak bikin jari capek meski mengusung desain tuts keyboard ceper.
Salah satu yang paling penting untuk menunjang produktivitas dan multimedia di tablet yang bisa dibawa ke mana-mana adalah performa baterai. Oppo Pad Air sendiri dibekali baterai jumbo berkapasitas 7.100 mAh.
Oppo mengklaim baterai Pad Air bisa tahan sampai 15 jam untuk melakukan panggilan video. Sementara itu, pemutaran video bisa berlangsung sampai 12 jam hingga baterai perlu diisi ulang.

Sejauh ini, penggunaan Pad Air untuk kegiatan produktivitas dan multimedia secara cukup intensif selama kurang lebih 8 jam. Durasi tersebut ditambah dengan pemakaian standar dan aplikasi yang berjalan di background selama seharian.

Nyatanya, baterai Pad Air masih bisa bertahan sampai keesokan harinya dengan sisa daya 23 persen. Untuk pengisian daya, Oppo menyiapkan fitur fast-charging 18W untuk Pad Air. Ketika dicoba, kemampuannya terbilang standar. Pengisian daya dari 23 persen ke 100 persen membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lebih.

Kesimpulan

Setelah kencan seharian dengan Pad Air, kami menyimpulkan bahwa Oppo serius menggarap pasar tablet Tanah Air. Perangkat di kelas mid-range ini menunjukkan kinerja yang kompetitif dengan berbagai fitur penunjang untuk produktivitas dan multimedia sehari-hari.

Bisa dibilang, Oppo Pad Air adalah tablet pembuka yang pas dengan target pasar yang relevan. Tablet ini cukup bisa diandalkan para pelajar sekolah maupun mahasiswa, serta pekerja kreatif seperti ilustrator dan jurnalis.

Buat yang baru mau menekuni hobi gambar digital, Pad Air pun bisa jadi opsi yang tepat untuk memulai. Berikut beberapa keunggulan dan aspek yang bisa ditingkatkan Oppo Pad Air.

Keunggulan:

- Layar lega dengan fitur "Eye-Care"
- Kualitas stereo yang apik dengan 4 speaker simetri dari Dolby Atmos
- Kaya fitur produktivitas (Split Screen, Floating Window, Multi-Screen Connect) dari ColorOS 12.1
- Keterhubungan ekosistem yang praktis antara tablet, HP, TWS, Smart Keyboard, dan Smart Pen
- Baterai awet
- Harga terjangkau

Yang perlu ditingkatkan:

- Kinerja pengisian daya cepat
- Bezel yang lebih tipis
- Dukungan stylus yang lebih baik untuk membedakan tekanan pena digital dengan tekanan telapak tangan

Oppo Pad Air mengklaim dirinya sebagai perangkat "Made for More", yakni perangkat yang dirancang untuk berbuat lebih. Menurut kami, klaim tersebut cukup valid untuk tablet dengan harga terjangkau.
Tablet perdana ini dibanderol dengan harga Rp 3.999.000. Perlu dicatat, harga tersebut hanya untuk perangkat Oppo Pad Air saja. Jika ingin memaksimalkan fungsinya dengan ekosistem yang diciptakan Oppo, kamu harus merogoh kocek lebih.


Sampai berita ini ditayangkan, Oppo mematok harga Rp 699.000 untuk Stylus Pen dan Rp 799.000 untuk Smart Keyboard. Untuk informasi lebih mengenai Oppo Pad Air, berikut spesifikasi lengkapnya:

- Bobot: 440 gram
- Ketebalan: 6,94 mm
- Penyimpanan: RAM/ROM 4GB/64GB. Dukungan memori eksternal MicroSD hingga 512GB.
- Layar: 10,36 inci (diagonal), rasio layar 83,5%, resolusi 2K (2000 x 1200), refresh rate 60Hz, touch sampling rate 120Hz, gamut warna NTSC TYP 71%, kedalaman warna 1 miliar, kerapatan piksel 225PPI, kecerahan 360 nit, panel LCD (IPS)
- Kamera Belakang: 8MP (f/2.0); FOV 80 °; lensa 4P; CAF didukung, perekaman video 1080p/720p di 30fps, stabilisasi dan zoom video didukung.
- Kamera Depan: 5MP (f/2.2); FOV 77°; lensa 3P; FF didukung, perekaman video 1080p/720p di 30 fps
- Chipset: CPU Qualcomm Snapdragon 680, GPU Adreno 610 di 1115MHz
- Sistem Operasi: ColorOS 12.1, Android 12
- Baterai: 7100mAh/27.47Wh (Typical value), 7000mAh/27.09Wh (Rated value), pengisian cepat PD (9V/2A)
- Biometrik: Pengenalan wajah
- Sensor: Sensor geomagnetik, sensor cahaya, akselerometer, giroskop, sensor efek hall, alat pengukur langkah
- Konektivitas: Wi-Fi 5, Wi-Fi 2.4GHz, Wi-Fi 5.1GHz, Wi-Fi 5.8GHz, Bluetooth 5.1 dan BLE, Kodek Audio Bluetooth (SBC, AAC, aptX, aptX HD, dan LDAC), USB Tipe-C, Jack Earphone Tipe-C.

Advertisement
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru