Negara Ini Ramai-ramai Stop Penjualan Xiaomi, Alasannya Mengejutkan

Redaksi - Kamis, 21 September 2023 11:45 WIB
Negara Ini Ramai-ramai Stop Penjualan Xiaomi, Alasannya Mengejutkan
Internet
Ilustrasi

bulat.co.id -MEDAN | Sejumlah perusahaan telekomunikasi (carrier) Finlandia menghentikan penjualan produkXiaomidi Finlandia.

Advertisement

Dilaporkan olehSuomimobiilibaru-baru ini, tiga operator besar, yaitu Telia, DNA, dan Elisa, menghentikan penjualan produk Tiongkok tersebut sebagai respons terhadap kedekatan merek dengan Rusia yang menginvasi Ukraina.

Baca Juga:

Di sisi lain, peritel, seperti Gigantti dan Verkkokauppa menyatakan bahwa mereka akan terus menjual produk Xiaomi sampai pemberitahuan lebih lanjut, karena Uni Eropa tidak melarang penjualan Xiaomi.

Baca Juga :Polri Buka Seleksi CPNS 2023 di Sumut, Ini Formasi, Jurusan dan Jumlah Kuota

Xiaomi dinyatakan sebagai "sponsor perang" oleh Badan Nasional Pencegahan Korupsi di Ukraina awal tahun ini karena kehadirannya di Rusia. Telia mengakhiri kerja sama dengan Xiaomi dan tidak akan menjual perangkat baru, mereka hanya akan menjual yang ada di stok.

Toko-toko DNA tidak lagi menampilkan ponsel Xiaomi. CEO DNA, Sami Aavikko, mengatakan kepada Suomimobiili bahwa perusahaan tidak puas dengan penanganan Xiaomi terhadap situasi di Rusia, dan rencananya adalah tidak mengisi kembali stok begitu perangkat yang ada terjual habis.

Olli-Pekka Nokkonen, Direktur Bisnis Perangkat Konsumen di Elisa mengambil pendekatan yang lebih lunak dan hanya akan mempersempit jangkauan perangkat Xiaomi.

Veikon Kone adalah perusahaan Finlandia pertama yang membatasi penjualan ponsel Xiaomi pada musim panas ini, tetapi kemudian membatalkan keputusannya setelah pesaingnya menolak mengikuti. Veikon Kone tetap tidak berencana untuk menambahkan model-model baru ke toko mereka.

Perwakilan Xiaomi memilih untuk tetap bungkam dalam masalah ini.

Negara Nordik ini telah memiliki sentimen anti-Rusia selama lebih dari satu abad dan bahkan menjadi sasaran invasi pada tahun 1939, serupa dengan yang terjadi di Ukraina pada 24 Februari 2022. Menurut sebuah jajak pendapat tahun lalu, tiga perempat (76%) populasi Finlandia memiliki pandangan negatif tentang Rusia, dan lebih dari 90% percaya bahwa Rusia merupakan ancaman bagi perdamaian dunia. (bsc).

Halaman :
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru