Bahlil Siap Akomodasi Investor Korsel di Tanah Air, Mobil Listrik Jadi Incaran

Redaksi - Kamis, 24 Agustus 2023 10:45 WIB
Bahlil Siap Akomodasi Investor Korsel di Tanah Air, Mobil Listrik Jadi Incaran
Internet
Menteri Investasi - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

bulat.co.id -JAKARTA | Menteri Investasi - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan siap mengakomodasi investor dari Korea Selatan (Korsel) yang akan berinvestasi di Indonesia.

Advertisement

"Kami melayani, saya sendiri yang mengurus. Pabrik Hyundai, 3-4 kali saya datang, saat mau ditutup era pandemi, saya bilang jangan ditutup," ucap Bahlil dalam Investor Daily Roundtable di Jakarta, Rabu (23/8/28).

Baca Juga:

Mengutip data Kementerian Investasi/BKPM realisasi investasi dari Korea Selatan sebesar US$ 669,3 juta dalam 2.780 proyek pada kuartal II 2023.

Baca Juga :Proyek Drainase Pasar Baru Panyabungan Diduga Gunakan Material Galian C Ilegal

Bahlil mengatakan pada tahun 2024 akan ada pabrik dari Korea yang mulai berproduksi di Indonesia.

Mobil Listrik Soal kendaraan listrik (electrical vehicle/EV) di Indonesia, Bahlil menuturkan, saat ini belum terlalu banyak. Pemerintah sedang membangun ekosistem pendukung kendaraan listrik.

"Saya pakai mobil dari Hyundai, kalau charge di rumah lebih murah. Biaya kalau pakai bensin Rp 100.000, kalau dengan charge hanya 20%-25%," kata dia.

Saat ini kata dia, pemerintah sedang mendorong pembangunan infrastruktur charging station. "Ada dua, yaitu swasta murni atau PLN," kata dia.

Bahlil mengatakan pemerintah berupaya agar perusahaan pembuat kendaraan listrik terlibat dalam pengembangan kendaraan listrik di tanah air. Pemerintah mengizinkan produsen mobil listrik melakukan impor, tetapi harus membangun industri di Indonesia. Dia menekankan Hyundai juga wajib berkolaborasi dengan pelaku usaha menengah kecil dalam rantai pasok.

Baca Juga :Pemkab Madina Kembangkan Ekonomi Kreatif

"Sangat besar kemungkinan investor Korea masuk lagi karena hilirisasi bukan hanya nikel, ada bauksit dan lainnya. Ada bertahap setelah dari smelter," kata dia. (bsc).

Halaman :
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru