Cerita Mantan Pengiring Musik Acara Ria Jenaka TVRI, Begini Sekarang Kehidupannya
Acara yang dimainkan oleh komedian terkenal pada saat itu, seperti Ateng, Iskak, Lesmono dan lainnya, menjadi sebuah hiburan menarik satu - satunya pada hari Minggu di stasiun televisi milik pemerintah tersebut.
Baca Juga:
Akan tetapi, di balik kesuksesan acara komedi Ria Jenaka yang sempat lama mengisi acara buat para pemirsa di tanah air itu, ada peran penting dari para pengiring atau tim musik yang mengiringi acara tersebut, yaitu penabuh alat musik gamelan.
Adalah Muhammad Safari alias Banjir (62), seorang mantan crew penabuh gamelan pengiring musik acara hiburan di TVRI ini ternyata warga Kabupaten Pemalang. Selepas bekerja pada rombongan crew Ria Jenaka, sekarang kehidupannya sangat memprihatikan.
Ditemui tim bulat.co.id di sebelah SPBU di Kelurahan Pelutan saat menunggu penumpang karena sekarang dirinya
sebagai penarik becak untuk menghidupi keluarganya, Banjir menceritakan perjalanan hidupnya saat menjadi pemain musik pengiring.
"Saya ikut Ria Jenaka di studio 3 TVRI beberapa tahun mas, sebagai penabuh salah satu alat musik buat pengiring acara itu," kata safari atau lebih akrab di panggil Banjir.
"Saya tidak tamat sekolah dasar, cuman sampai kelas 4, tahun 1973-an saya berangkat ke Jakarta merantau dan akhirnya ikut mengisi musik di salah satu acara TVRI," tambahnya.
Sebagai penarik becak, kata Banjir, terkadang dirinya harus rela tidak membawa pulang uang lantaran sepinya sewa. "Sudah 12 hari terakhir ini narik becak, tidak pernah bawa uang, sepi banget mas, penumpang becak sekarang jarang," keluhnya.
Sebagai penyalur hobi dan bakatnya bermain musik gamelan, Banjir masih tetap eksis latihan dan juga bermain musik, di paguyuban seniman Jawa 'Roda Kendali' Pemalang.
Warga RT 02/RW 01 Dusun Tegal Gohong, Desa Mengori, Kecamatan Pemalang Kota ini tidak berharap masa kejayaannya kembali lagi. Dia hanya berharap pemerintah daerah lebih memikirkan lagi nasib seniman - seniman yang ada di Kabupaten Pemalang, tentunya dengan nasib ekonomi rumah tangga mereka.
"Saya bukan berharap kaya kembali. Namun saya meminta agar pemerintah lebih memperlihatkan nasib seniman," tutupnya.