Afrianus, Bocah Yatim Piatu yang Diamputasi Butuh Bantuan Para Dermawan

Ayahnya meninggal saat Afrianus berumur 6 tahun, sedangkan ibunya meninggal selang dua tahun setelah adik laki laki Afrianus lahir.
Duka telah menyelimuti bocah itu. Afrianus dan adiknya diasuh oleh Kakek dan Neneknya, Tarsisius Panda dan Martina Gima.
Baca Juga:
Afrianus sesekali tak mampu menahan bercucurnya air mata tatkala teman sepermainannya dipanggil pulang atau digendong oleh orang tua mereka.
Ia dan adiknya hanya bisa berdoa, tatkala sang kuasa memberi mereka secerca harapan akan hidup yang bahagia.
Namun, harapan itu pupus. Afrianus yang saat itu sedang bermain bola bersama teman temannya jatuh tergelincir yang membuat kaki kirinya keseleo.
Tepatnya pada September 2024 lalu, Afrianus mengalami cendera lutut yang parah yang membuatnya beberapa hari absen dari sekolah.
Afrianus yang dikenal sebagai sosok yang gigih dalam berjuang, ia menyimpan duka dan kesakitannya. Ia memaksakan dirinya untuk kembali mengangkat kaki kirinya beranjak ke sekolah.
Beberapa hari Afrianus melalui hari harinya dengan kondisi kaki kirinya yang cukup sulit menopang badanya yang makin letih lesu.
Hingga suatu hari, Afrianus kembali jatuh yang membuat lutut kirinya makin bengkak.
Pada tanggal 14 Januari 2025, Paman Afrianus, Albertus membawa Afrianus ke rumah sakit siloam untuk mendapatkan perawatan medis.
Dokter di rumah sakit siloam mengambil tindakan dengan menyedot darah kotor pada lutut bocah yatim piatu itu. Hingga pada tanggal 16 Februari, Afrianus diizinkan boleh pulang oleh dokter.
Pada tanggal 27 Februari lalu, Afrianus kembali dirujuk ke rumah sakit dan dokter mengambil keputusan untuk melakukan amputasi.
Kini, bocah yatim piatu itu tak hanya kehilangan kedua orang tuanya, tetapi kaki kirinya juga. Di ranjang operasi, Afrianus selalu menengadah pasrah, seolah olah ia juga mau memberikan nyawanya untuk dicabut.
Namun, karena kasih sayang orang dekatnya, Afrianus kembali kuat. Ia pasrah, ia harus kehilangan kaki kirinya dibanding melihat adiknya kehilangan kedua orangtua dan juga Afrianus.
Afrianus begitu kuat, ia tak mau meninggalkan adiknya untuk melalui hidup sendirian.
Setelah melakukan amputasi, pada tanggal 4 Maret, Afrianus diizinkan pulang.
Kini, keluarga yang penuh kekurangan itu tak hanya dilanda duka, mereka tak tahu bagaimana melanjutkan perjuangan Afrianus.
Hingga pada suatu hari, Paman Afrianus, Albertus mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu hari para dermawan.
"Keluhan kami sekeluarga yang merawatnya kan. kalau nanti rawat di rumah semua peralatan rumah sakit tentunya kami harus butuh biaya dan kalau sampai di rumah BPJS tidak berlaku lagi maka perawatannya harus membutuhkan biaya dari keluarga," keluh Albertus kepada Jurnalis Media ini. Minggu, [9/3] siang.
Albertus menjelaskan bahwa saat ini Keluarga Afrianus sementara merencanakan pertemuan untuk mengajukan permohonan bantuan biaya perawatan kepada pemerintah Manggarai Barat melalui Dinas Sosial.
"Kami ada rencana buat pertemuan dengan keluarga supaya hal ini kami laporkan ke dinas sosial karena memang benar sekali kami butuh biaya untuk proses pembelian sepatu dan perlengkapan lain dari rumah sakit agar dia bisa berjalan," jelas Albertus
Albertus berharap semoga pihak pemerintah bisa mendengar keluh kesah keluarga ini.
"Harapannya kalau nanti kami ajukan ke pihak pemerintah mudah-mudahan pemerintah bisa dengar keluh kesa kami masyarakat," imbuhnya.
Bagi siapa saja yang menaruh ibah dan mau meringankan beban Alfrianus, pihak keluarga memohon kesediaan hati untuk mrnyalurkan bantuannya melalui nomor Rekening BRI 472801007007530, atas nama Yanuarius Nantar Gambur.

Polres Tapsel Laksanakan Program "Sedekah Keliling" di Desa Parsalakan

Mantan Plt. Bupati Labuhanbatu Ellya Rosa Siregar Mewariskan Masalah, Pengangkatan 2 Pejabat Tabrak Perpres dan Pertek BKN

Ulang Tahun SMSI : Sewindu Mengarungi Disrupsi Multidimensi

PT. TMCC Even Production Labuan Bajo Siap Melayani Kebutuhan Masyarakat

Klarifikasi atas Tuduhan Kriminalisasi: Penegakan Hukum Harus Berdasarkan Fakta!
