Harga Telur di Distributor Turun, di Pasar Kenapa Naik?
bulat.co.id - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I memantau langsung harga telur ayam di Sumatera Utara (Sumut). Pantauan dilakukan mulai dari pedagang, distributor hingga peternak. Ditemukan adanya perbedaan kenaikan dan penurunan harga antara distributor dan pasar.
Dari hasil pantauan yang dilakukan ke beberapa pasar di Kota Medan, diantaranya Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Palapa, Pasar Sukaramai hingga Pasar MMTC, diperoleh informasi harga rata-rata untuk telur ukuran kecil ukuran kecil antara Rp1.550- Rp 1.700, ukuran sedang Rp 1.600- Rp 1.750 dan ukuran besar antara Rp 1.700- Rp 1.900.
Baca Juga:
Sejauh ini, terjadi kenaikan harga sejak awal Agustus. Namun, tidak ada penurunan pasokan dan beberapa pedagang mengaku adanya penurunan permintaan.
Informasi berbeda diperoleh KPPU dari distributor. Dalam pantauannya ke PT Sumber Pangan Nusantara Indonesia, KPPU mengatakan, harga telur di tingkat distributor justru mengalami penurunan.
Saat ini, harga telur ayam di distributor dari berbagai grade alami penurunan Rp.100-120 per butir dari pekan sebelumnya. Dari segi permintaan dan pasokan di distributor dinilai stabil.
Seusai dari distributor, KPPU melanjutkan pantauan ke peternak ayam ras petelur yang berlokasi di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. Dari peternak, harga jual telur berada pada angka Rp 1.460 per butir tanpa dibedakan ukurannya dengan kategori satu ikat diatas 18 Kg.
Menurut salah satu peternak telur, biaya produksi telur ayam ras sekitar Rp 1.390 per butir. Dari sisi produksi, turunnya harga telur tahun lalu dan kenaikan harga pakan sekitar 40 persen tahun ini menyebabkan peternak mengurangi kapasitas kandangnya sekitar 35 persen. Bahkan beberapa peternak telur di Pantai Labu harus gulung tikar. Pemicu turunnya harga telur tahun lalu disinyalir karena perusahaan unggas terintegrasi dan sudah memiliki peternakan ayam petelur, sehingga terjadi banjir telur di pasar.
Terkait pembentukan harga, peternak mengatakan harga ditentukan oleh agen yang mengambil telur ke tempat mereka. Sementara harga acuan agen mengikuti info realisasi harga telur ayam himpunan Medan dan Kepri yang dikeluarkan oleh Pinsar Indonesia.
Untuk menindaklanjuti informasi di lapangan, KPPU Kanwil I segera memanggil beberapa distributor telur, perusahaan terintegrasi dan PINSAR, khususnya untuk mengklarifikasi adanya info realisasi harga yang membentuk harga telur di pasar.
"KPPU akan terus melakukan pengawasan terhadap bahan pokok strategis lain dan meningkatkan sinergitas dengan Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasan. Serta mendukung upaya Pemprov Sumut yang sedang mempersiapkan Aplikasi Early Warning System bahan pokok sebagai bentuk notifikasi kepada pimpinan daerah dan stakeholder agar mengendalikan inflasi ketika terjadi permintaan atau pasokan diambang batas tidak wajar. Sehingga dapat terpantau keseimbangan jumlah permintaan dan pasokan bahan pangan di pasar," papar Ridho Pamungkas selaku Kepala Kanwil I KPPU setelah selesai memantau harga telur, Jumat (26/8/2022).
Berdasarkan pantauan harga dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga telur ayam memasuki awal bulan Juli 2022 mengalami penurunan dari Rp 26.050 perkilogram menjadi Rp 25.650 dan stabil sampai dengan minggu ketiga bulan Agustus. Namun menjelang akhir bulan kembali naik ke level Rp 26.100. (Red)