Lokakarya Sosialisasi Draf Dokumen Kebijakan Rencana RPKB dan Rencana Kontigensi Wujudkan Belu tangguh Bencana

Riki Cowang - Kamis, 27 Juni 2024 13:45 WIB
Lokakarya Sosialisasi Draf Dokumen Kebijakan Rencana RPKB dan Rencana Kontigensi Wujudkan Belu tangguh Bencana

"Kedepan saat terjadinya bencana kita sudah punya payung hukum yang menjadi rambu-rambu sehingga kita tidak kesulitan lagi. Dan tinggal kita mengeluarkan SK untuk kejadian luar biasa tersebut, karena semuanya sudah diatur di dokumen-dokumen itu," tandasnya.

Advertisement

Dengan adanya lokakarya ini diharapkan Kabupaten Belu menjadi Kabupaten Tangguh bencana, diawali dengan adanya kebijakan sistematis penanggulangan bencana berupa Dokumen Kajian Resiko Bencana, Komunikasi Informasi dan Edukasi, Rencana Penanggulangan Bencana, dan Rencana Kontigensi per jenis bencana.

Baca Juga:

Sementara itu Country Manager Catholic Relief Services (CRS) Indonesia, Yeni Suryani mengatakan CRS yang sudah bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Belu dan CIS Timor yang merupakan mitra kerja CRS di Kabupaten Belu, dalam penyusunan berbagai dokumen yang berkaitan dengan rencana pengurangan risiko bencana.

"Sebenarnya kita sudah hasilkan 4 dokumen, 2 dokumen sudah hampir final tinggal mendapat persetujuan Bapak Bupati. Sedang 2 dokumen lagi akan dibahas hari ini. Keempat dokumen ini merupakan prasyarat bagi Pemerintah Kabupaten untuk bisa memenuhi standar pelayanan minimum dalam konteks pengelolaan kebencanaan. Ini harus ada, kalau tidak ada, pemerintah pusat tidak akan memberikan bantuan kepada pemerintah daerah kalau ada bencana atau ada kebutuhan untuk kegiatan pengurangan risiko bencana," jelas Yani Suryani.

Yeni Suryani menambahkan bahwa dalam hal kebencanaan CRS dan CIS Timor telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Belu sejak tahun 2021 untuk membantu meningkatkan kapasitas masyarakat.

"Kami telah bekerja meningkatkan kapasitas masyarakat di 5 desa dalam konteks pengurangan risiko bencana. Bukan hanya secara teknis tapi kami membantu mereka dalam pertanian untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim, karena perubahan iklim juga termasuk di dalam bahaya ataupun resiko yang sudah di identifikasi," kata Yeni Suryani.

Yeni menjelaskan melalui program yang mereka jalankan, CRS berusaha meningkatkan ketahanan keluarga dalam konteks ekonomi. Jadi kalau ada bencana masyarakat akan memiliki jaring pengaman secara sosial dan secara ekonomi melalui program atau usaha bersama yang dikelola oleh mereka sendiri.

"Ada tiga komponen di dalamnya yaitu komponen peningkatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana, peningkatan kapasitas dalam pertanian yang cerdas iklim dan kapasitas dalam penguatan ekonomi rumah tangga, itu di tingkat masyarakat. Sementara di tingkat pemerintah yang kita lakukan sekarang dengan menghasilkan beberapa dokumen yang akan mendukung penguatan kapasitas di tingkat masyarakat juga di tingkat pemerintahan Kabupaten Belu," jelas Yeni Suryani.

Yeni berharap agar dokumen yang dihasilkan tersebut dapat segera difinalisasi.

"Mudah-mudahan hari ini kami bisa mendapatkan umpan balik dari bapak ibu yang hadir terhadap dokumen yang sudah ada. Draftnya yang sudah dibuat ini diharapkan bisa difinalisasi dan disahkan Bapak Bupati baru kemudian didaftarkan ke kantor pusat," tutup Yeni Suryani.

Editor
: Andy Liany
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru