Seminar Nasional FEB Unwira: Pengelolaan Sumber Daya dan Akuntabilitas Keuangan dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

"Dengan demikian, risiko juga dapat diartikan sebagai faktor ketidakpastian atas sebuah tujuan/sasaran bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga risiko sendiri memiliki 3 dimensi, yaitu probabilitas kejadian, dampak kejadian dan waktu kejadian," jelas Frans.
"Masalah ekonomi tidak terlepas dari distributive technology. Inovasi teknologi melahirkan model bisnis baru yang pada gilirannya mampu menghasilkan efisiensi bagi masyarakat, sebagai satu contoh di industri transportasi," lanjutnya.
Baca Juga:
Tidak hanya itu, Frans Aba juga menjelaskan banyak hal, Global Risk, kasus manajemen resiko pasar modal (kasus, penyebab, dan tindakan ), risk register, change management, perubahan paradigma.
Frans Aba, dalam membicarakan tentang manajemen resiko di NTT, perlu adanya tindakan praktis baik dari pemerintah maupun pihak terkait.
Untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di NTT perlu adanya tindakan praktis dari pemerintah maupun pihak terkait.
Membenahi kembali eksistensi perusahaan-perusahaan, menciptakan lapangan kerja, melakukan pemetaan kebutuhan, meningkatkan program yang bersifat tidak langsung, dan banyak hal laiinya.
Mewujudkan pembangunan berkelanjutan di NTT, MURE: Modernity, Universality, Responsibility, Economy.
"Tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan ditentukan oleh kolaborasi tiga aktor utama, intelektual, pemerintah dan entrepreneurship industry kreatif rakyat dalam satu kesatuan system ekonomi pancasila meningkatkan pendapatan masyarakat bebas dari kemiskinan," beber Eduardus.
Narasumber kedua, Dr.Eduardus Hena, SE., M.Si, pembicaraannya bertajuk pada Sustainable Development Goals.
"SDGs merupakan komitmen bersama mencapai kesejahteraan Masyarakat & perdamaian sekaligus dan sekaligus tetap melestarikan lingkungan (Bappenas). Ada pun yang menjadi klasifikasi SDGs : Ekonomi, SDA dan Lingkungan, Hukum dan kerjasama, kualitas SDM : Pendidikan dan Kesehatan," jelas Eduardus.
Narasumber ketiga, Dr. Kamilaus Oki, SE.,ME, bertajuk pada pengelolaan sumber daya perbatasan.
"Kemiskinan menjadi masalah sosial yang tidak terselesaikan, kemiskinan dipengaruhi sisi internal dan eksternal," ungkap Kamilianus.
"Pembangunan berkelanjutan perlu memaksimalkan penggunaan sumber daya alam, manusia dan Iptek. Pembangunan yang berkelanjutan itu pembangunan yang ditujukkan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang," jelasnya.
Sementara itu Narasumber III, Dekan FEB, Dr. M. E Perseveranda, SE.,MSi, bertajuk pertumbuhan ekonomi dan belanja pemerintah untuk mencapai tujuan SDG tanpa kemiskinan.
"Pembangunan berkelanjutan harus mempertimbangkan keseimbangan antara kepentingan manusia dengan perlindungan planet kita, serta mengutamakan kesejahteraan seluruh masyarakat dan generasi yang akan datang " Ungkap Dekan FEB.
"Tanpa kemiskinan, kondisi dimana seseorang atau sekelompok atau sekelompok laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat," tutup narasumber terakhir itu.

Kapoldasu Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto SIK MH Dukung Kinerja Bank Sumut

Pelabuhan Kupang Jadi Salah Satu Pintu Masuk Barang Impor

Edarkan Kokain di Sumut, Dua Wanita Langsung Diciduk Polda Sumut

Kerusuhan di Selambo, Pihak Kepolisian Belum Bisa Pastikan Motif Penyerangan dan Dalang Penyerangan

3 Hari Diburu, 11 Pelaku Penyerangan Warga Selambo Tewaskan 2 Orang dan Puluhan Luka Ditangkap, Ketua Geng Ditembak !
