Pj Gubernur NTT Dampingi Menteri Kesehatan RI Launcing Implementasi Teknologi Wolbachia di NTT

Riki Cowang - Rabu, 25 Oktober 2023 11:15 WIB
Pj Gubernur NTT Dampingi Menteri Kesehatan RI Launcing Implementasi Teknologi Wolbachia di NTT
Biro APS Prov. NTT
Pj Gubernur NTT Dampingi Menteri Kesehatan RI Launcing Implementasi Teknologi Wolbachia di NTT

"Pemerintah Provinsi NTT berharap dengan terpilihnya Kota Kupang dalam Implementasi Teknologi Wolbachia dapat meningkatkan pemahaman masyarakat NTT tentang teknologi ini. Selain itu, kami juga berharap agar nantinya implementasi teknologi Wolbachia ini dapat diperluas ke 21 Kabupaten lainnya di NTT sehingga dapat mengurangi kasus DBD di NTT secara signifikan," Tambah Pj Gubernur NTT.

Advertisement

"Sebentar lagi, kita akan memasuki musim penghujan yang cenderung meningkatkan jumlah kasus DBD. Untuk itu saya menghimbau seluruh masyarakat NTT untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 4M (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau) Plus gunakan obat nyamuk, kelambu dan tanam tanaman pengusir nyamuk serta segera ke fasilitas kesehatan jika ada gejala-gejala DBD," Himbau Pj Gubernur NTT.

Baca Juga:

Dalam akhir sambutannya Pj Gubernur menekankan implementasi teknologi ini dapat berhasil mengurangi jumlah kasus DBD jika ada kerja kolaborasi dari pemangku kepentingan dan partisipasi aktif dari masyarakat demi mewujudkan NTT Maju dan Sejahtera melalui upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Penjabat Wali Kota Kupang mengatakan Pemerintah Kota Kupang menyambut baik Implementasi Inovasi Wolbachia dalam mengatasi wabah DBD yang masih menjadi masalah kesehatan serius masyarakat Kota Kupang.

"Jumlah kasus DBD di Kota Kupang telah menurun, jumlah khasus DBD di Kota Kupang berada diangka 187 kasus, jauh dari jumlah khasus di Tahun 2022 yang berada di angka 455 kasus," jelas Pj Wali Kota.

"Kota Kupang telah menerapkan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 4M (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau) serta menurunkan petugas lapangan untuk mensosialisasikan pencegahan dan mengurangi kasus DBD," tambah Pj Wali Kota Kupang.

Dalam Laporan yang disampaikan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu, D.H.S.M, MARS, Kota Kupang merupakan kota ke-4 (empat) yang melauncing Implementasi Wolbachia setelah kota Semarang, Kota Bontang dan Kota Denpasar.

Dasar pelaksanaan implementasi ini ialah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1341/2022 tentang Penyelenggaraan _Pilot Project_ Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.

"Untuk Kita ketahui bersama bahwa Wolbachia sendiri adalah bakteri alami yang umum ditemukan di hewan arthropoda atau serangga, dan mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Penelitian Universitas Gajah Mada Yogyakarta membuktikan bahwa teknologi ini mampu menurunkan 77% angka kejadian kasus Dengue dan mengurangi masuk RS sebesar 86%." Jelas dr. Maxi Rein Rondonuwu.

"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika Aedes Aegypti jantan berwolbachia kawin dengan Aedes Aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," tambah dr. Maxi Rein Rondonuwu.

Adapun kegiatan launching ini diakhiri dengan Penandatanganan Kerja sama antara Kemenkes RI dan Pemerintah Kota Kupang, sekaligus penyerahan paket ember Wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Oebobo sebagai tanda dimulainya implementasi Wolbachia di Kota Kupang. Kemudian dilanjutkan dengan peletakan ember Wolbachia di rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Oebobo.

Turut hadir juga dalam acara tersebut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena, Para Direktur pada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Tim dari Universitas Gajah Mada, Pimpinan Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang, Pejabat Sipil, TNI, POLRI, serta Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Perempuan.

Editor
: Andy Liany
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru