Penjabat Gubernur Minta TPID Antisipasi Dampak El Nino
Pj Gubernur Ayodhia meminta Bank
Indonesia Perwakilan NTT bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk
menyiapkan langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi risiko inflasi akibat
El Nino.
Baca Juga:
Baca Juga :Pj Gubernur Harap Perkuat Komunikasi Antar Lembaga
"Saat ini kita sedang memasuki musim
El Nino yang tentunya akan berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian
dan perkebunan. Komoditas pertanian seperti beras mengalami kenaikan harga yang
cukup signifikan dan berpotensi mendorong kenaikan inflasi. Saya minta agar
Bank Indonesia bersama TPID dapat menyusun dan mengambil berbagai langkah
strategis untuk mengantisipasi hal ini. Bulog dan Badan Pangan Nasional juga
kiranya dapat mendukung upaya ini," kata Ayodhia dalam sambutannya.
Dalam kesempatan tersebut, Pj.
Gubernur Ayodhia memberikan apresiasi kepada BI dan TPID yang telah bekerja
keras untuk menekan laju inflasi daerah sepanjang tahun 2023 sehingga
mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo sebagai salah satu dari lima
provinsi terbaik yang mampu menurunkan inflasi secara signifikan.
"Pada Januari 2023 angka inflasi kita mencapai 6,65 persen (y.o.y), namun pada bulan Agustus, angka inflasi kita turun ke 3,95 persen (y.o.y) atau berada dalam rentang sasaran inflasi 3 ± 1 persen. Semua capaian ini tak lepas dari peran Bank Indonesia Perwakilan NTT bersama dengan TPID yang telah bekerja keras untuk mengendalikan laju inflasi di daerah ini," kata pria asal Adonara tersebut.
Baca Juga :NTT Ayodhia Kalake Menerima Kakanwil BPN Prov NTT">Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake Menerima Kakanwil BPN Prov NTT
Selanjutnya, Pj. Gubernur berharap
agar BI tetap menjalankan fungsinya sebagai _advisory_ Pemerintah Daerah untuk
pengembangan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT ke
depannya. Dikatakan Ayodhia, pertumbuhan ekonomi NTT pada Triwulan kedua 2023
memang agak sedikit meningkat yakni sebesar 4,03 persen dibandingkan
dengan triwulan pertama yakni 3,73 persen, namun masih berada di bawah
rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan kedua mencapai 5,17
persen.
"Saya mengharapkan dukungan dari
semua pihak untuk mendorong peningkatan nilai dan besaran investasi di daerah
ini terutama untuk komoditas potensial di bidang pertanian, peternakan,
perikanan dan kelautan, pariwisata, energi baru terbarukan. Selama ini,
pertumbuhan ekonomi kita banyak ditopang oleh konsumsi baik itu konsumsi rumah
tangga maupun konsumsi pemerintah melalui APBD maupun APBN. Hadirnya investasi
akan membuka lapangan kerja sekaligus dapat mendorong peningkatan PDRB NTT yang
pada hilirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," pungkas Ayodhia.
Sementara itu, Deputi Gubernur BI,
Doni Primanto Joewono mengungkapkan komitmen BI untuk membantu pengembangan
ekonomi NTT, mengendalikan inflasi, menstabilkan harga dan melakukan
pendampingan terhadap UMKM.
"Kami siap mendampingi para penenun
ikat NTT, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar nasional maupun
internasional. Begitu pun dengan pengembangan sapi karena sapi asal NTT
merupakan salah satu sapi dengan kualitas terbaik. Saya mengharapkan agar BI
NTT tetap menjadi advisor untuk mendorong pengembangan ekonomi NTT, tidak hanya
pertanian tapi juga UMKM," pungkas Doni Primanto.
Untuk diketahui, Pengukuhan Kepala
Perwakilan BI Provinsi NTT merupakan kelanjutan dari upacara pelantikan dan
serah terima jabatan Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Timur yang telah
dilaksanakan pada bulan Januari lalu. Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT yang
dikukuhkan yakni Stefanus Donny Handoko Heatubun menggantikan I Nyoman Ariwana
Atmaja yang telah diangkat menjadi Direktur pada Departemen Pengelolaan
Logistik dan Fasilitas Bank Indonesia di Kantor pusat BI.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut
Ketua DPRD NTT, Unsur Forkopimda NTT, Bupati Sikka, Bupati Sabu Raijua, Bupati
Timor Tengah Selatan, Sekda NTT, pimpinan perbankan dan tamu undangan lainnya.
(Biro APS NTT)