Cipayung Plus Kota Kupang Audiensi dengan Kapolda NTT, Bahas Kematian Sebastianus Bokol

- Jumat, 01 September 2023 15:15 WIB
Cipayung Plus Kota Kupang Audiensi dengan Kapolda NTT, Bahas Kematian Sebastianus Bokol
Istimewa
Foto Cipayung Plus Kota Kupang Jumpa Kapolda NTT

bulat.co.id -KUPANG | Cipayung Plus Kota Kupang yang terdiri dari PMKRI, GMNI, GMKI, PMII, HMI, IKPM SBD, FK. Gema Wonakaka dan GPR-MKS mendatangi Mapolda NusaTenggara Timur (NTT), Kamis (31/8/23).

Advertisement

Kedatangan mereka untuk beraudiensi dengan Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Johni Asadoma, M.Hum untuk membahas kematian Sebastianus Bokol (SB) yang hingga saat ini belum terungkap.

Baca Juga:

Kunjungan Cipayung Kota Kupang sebagai bentuk konsistensi atas sikap dari Cipayung untuk terus mengkawal kasus kematian Sebastianus Bokol (SB), dimana kasus ini sedang ditangani oleh pihak Polresta Kupang Kota dan sudah satu tahun lebih proses penyidikan tetapi belum juga berhasil diungkap siapa pelaku pembunuhan terhadap korban yang biasa dipanggil Tian Bokol.

Baca Juga :NTT Raih 3 Award Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2022">Provinsi NTT Raih 3 Award Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) 2022

Selain itu, audiensi ini juga bertujuan untuk mendengar secara langsung tanggapan Kapolda NTT terkait beberapa poin tuntutan dari Cipayung Plus saat aksi demonstrasi jilid dua di depan Polda NTT pada Senin, 21 Agustus 2023 lalu. Dimana salah satu poin tuntutannya adalah "Mendesak Kapolda NTT untuk segera mengambil alih penanganan kasus pembunuhan alm. Sebastianus Bokol dalam kurun waktu 7x24 jam.

Audiensi yang berlangsung selama dua jam lebih,di hadapan Kapolda NTT, Cipayung Plus menyampaikan rasa kecewa dan mosi tidak percaya terhadap Kapolresta Kupang Kota, karena sangat lambat menangani kasus ini dan selama ini juga tidak ada keterbukaan informasi terhadap keluarga korban di Sumba Barat Daya maupun publik NTT.

"Setiap kali kami Cipayung Plus melakukan audiensi maupun aksi demonstrasi jawaban Kapolresta Kupang Kota selalu sama, bahwasanya kasus ini belum berhasil diungkap karena kurangnya alat bukti, kurangnya jumlah personil penyidik di Polresta Kupang Kota. Sementara kasus ini sudah satu tahun lebih, lalu pertanyaan adalah seandainya kasus inisampai 10 tahun belum juga diungkapkan dengan alasan yang sama apakah kasus ini dibiarkan begitu saja? Hal ini perlu dipertimbangkan, dipikirkan dan diperhatikan secara baik - baik oleh Polda NTT," tegas koordum Cipayung Plus.

"Oleh karena itu, apapun alasannya kami Cipayung Plus mendesak Polda NTT untuk segera mengambil alih penanganan kasus pembunuhan terhadap Sebastianus Bokol. Kemudian apabila kasus ini diambil alih oleh Polda NTT maka kami Cipayung Plus memberikan solusi agar membentuk tim khusus.

"Tim khusus ini tugasnya fokus menangani kasus pembunuhan ini. Konsentrasi mereka jangan dialihkan ke kasus-kasus lain, walaupun kita ketahui secara bersama bahwa semua kasus itu pasti prioritas" Lanjut Koordum.

Menanggapi beberapa masukan dan pikiran yangdisampaikan oleh berbagai perwakilan Cipayung Plus, Kapolda NTT menyampaikan ucapan terimakasih serta apresiasi kepada Cipayung karena dapat mewujudkan salah satu nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi soal pengabdian kepada masyarakat.

"Terhadap semua kasus yang dilaporkan dan ditangani oleh Kepolisian, maka akan menjadi atensi khusus kami apalagi kasus pembunuhan. Karena ini menyangkut nyawa seseorang, menyangkut hak hidup seseorang. Sudah tentu Kepolisian akan bekerja semaksimal mungkin untuk mengungkapkan kasus ini.

Memang ada kasus yang cepat diungkapkan kalau alat buktinya cukup dan kuat, ada juga kasus yang penanganannya lambat karena kekurangan alat bukti seperti kasus ini. Karena untuk menetapkan seorang menjadi tersangka pembunuhan itu tidak mudah, harus berdasarkan alat bukti yang kuat dan ada saksi-saksi.

"Saksi-saksi juga mereka harus benar-benar melihat dengan mata kepala sendiri, mendengar secara langsung serta menyaksikan secara langsung," ungkap Kapolda NTT.

"Terkait kasus ini, jujur saya baru tau kalau ada kasus pembunuhan yang belum diungkapkan. Karena saya sibuk mengunjungi daerah-daerah di seluruh NTT. Setelah saya baca di media terkait aksi demonstrasi dari teman-teman di Polda beberapa hari yang lalu, saya kaget ternyata kasus ini belum berhasil diungkapkan. Karena memang tidak diwajibkan bahwa setiap kasus yang ditangani oleh anggota saya harus dilaporkan ke saya, Itu tidak di wajib," jelas Jhoni.

"Terkait tuntutan dari teman-teman pada prinsipnya saya selaku Kapolda NTT masih mempercayai Polresta Kupang Kota untuk mengungkapkan kasus ini. Kita beri waktu lagi kepada tim penyidik Polresta Kupang Kota, biarkan mereka bekerja lagi dengan serius dan tepat untuk mengungkapkan kasus pembunuhan ini," lanjutnya.

Hadir dalam audiensi ini Kapolda NTT, Kabid Humas Polda NTT, Direktur Intelkam Polda NTT, Direktur Reserse Kriminal Umum & beberapa jajarannya, Kapolresta Kupang Kota & Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota.

Kapolda NTT juga memberikan kesempatan kepada Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota untuk memaparkan secara langsung proses penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukan oleh tim penyidik Polresta Kupang Kota.

Hasil kerja tim penyidik Polresta Kupang Kota ditayangkan di televisi dan saksikan secara langsung oleh Cipayung Plus,Kapolda NTT dan jajarannya yang ada di dalam ruangan audiensi.

Baca Juga :NTT Gelar Talk Show Radio, Bahas Penurunan Stunting">Pimpinan Setda Provinsi NTT Gelar Talk Show Radio, Bahas Penurunan Stunting

Kasat Reskrim Polresta Kupang Kota terlihat sangat gemetar sekali saat memaparkan hasil kerja tim penyidik.

Diakhir dialog, Kapolda NTT menyampaikan kepada Cipayung Plus agar mohon bersabar, karena kasus ini memang sangat rumit karena kekurangan alat bukti berdasarkan hasil pemaparan kasat Reskrim Polresta Kupang Kota.

"Kepada ade-ade sekalian saya berpesan. Tolong beritahu kepada orang tua korban agar mohon bersabar, kasus ini menjadi atensi khusus kami Kepolisian. Polda NTT akan monitoring, dan memberikan asistensi dengan pihak polres agar polres dapat menuntaskan penanganan kasus pembunuhan terhadap korban Sebastianus Bokol," tutup Kapolda NTT

Halaman :
Editor
: Hendra Mulya
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru