Densus 88 Gelar Dialog Kebangsaan di Labuan Bajo, Habib Bob Kribo Jadi Pembicara
Kata dia, toleransi di
Manggarai Barat menjadi makanan sehari-hari. "Toleransi merupakan tradisi
yang telah diwariskan sejak jaman nenek moyang kami," ucapnya.
Baca Juga:
Ia pun mengukapkan fakta, bahwa tanah tempat bangunan gereja paroki Roh Kudus Labuan Bajo didirikan, adalah tanah pemberian tokoh adat yang notabene beragama Islam.
Baca Juga :Kapolda NTT: AMMTC ke-17 Membuat Labuan Bajo Makin Populer
Lanjut dia, Gereja Katolik
di Flores sudah sejak lama memahami dan menjalani kehidupan yang toleran
melalui tindakan nyata, dengan selalu berupaya memanusiakan manusia.
"Gereja Katolik
membangun sekolah, rumah sakit bahkan jalan, yang dimanfaatkan dan dinikmati oleh
seluruh masyarakat tanpa memandang perbedaan agamanya," tandas Romo
Rikar.
Menurutnya, berbagai hal
tersebut dilakukan Gereja Katholik Flores, karena dilandasi satu pemahaman
bahwa beragama harus mampu memanusiakan manusia.
Sejalan dengan Romo Rikar,
Habib Zein Bin Assegaf atau Habib Kribo selaku pembicara utama dalam dialog
kebangsaan tersebut, mengakui begitu tingginya toleransi dan religiusitas pada orang
NTT.
"Saya pikir orang NTT
itu sudah menjadi manusia sebelum beragama. Sehingga ketika beragama, dia
kemudian memanusiakan manusia," ungkap Habib Zein.
Agama, menurutnya harus
ditujukan untuk memanusiakan manusia, bukan membinatangkan sesama. Ia pun
menjelaskan, dalam ajaran Kristen misalnya, iman itu selalu dihubungkan dengan
kasih, orang kalau tidak berbuat kasih berarti kafir, tidak beriman. Begitu
juga dalam Islam, seseorang dikatakan belum beriman sebelum dirinya mencintai
orang lain seperti mencintai dirinya sendiri.
"Dibilang mencintai
orang, bukan mencintai sesama muslim saja, tetapi kepada semua manusia. Ketika
output kehidupan beragama kita bukan kasih, berarti kita kafir," ucap Habib
Kribo.
Baginya, toleransi itu sifatnya mutlak, karena puncak dari akal manusia adalah toleransi. "Jadi kalau manusia itu tidak toleran berarti sudah ngga benar, kenapa? karena Tuhan sendiri itu toleran. Kalau Tuhan saja toleran masa umat beragama tidak mau bertoleransi," kata Habib Kribo.