Cemari Lingkungan dan Tak Ada Kompensasi, Warga Beserta Aktivis Lingkungan Hidup Tuntut TPA Pesalakan Ditutup

Istimewa
bulat.co.id - Koalisi Kawali Indonesia Lestari Jawa Tengah beserta warga Dusun Pesalakan, Desa Pegongsoran, Pemalang, adakan aksi unjukrasa di pintu gerbang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Pesalakan, pada Kamis (11/5/2023).
Para demonstran meminta TPA Sampah di Pesalakan agar ditutup secara permanen. Warga merasa selama 30 tahun TPA Pesalakan beroperasi tidak ada kompensasi baik untuk sisi kesehatan ataupun kompensasi lainya kepada masyarakat.
Baca Juga:Uji Kualitas Air, DLH Pekalongan Cek Limbah Cair Masyarakat
Tak hanya itu, lebih dari 10 tahun ini, TPA Pegongsoran tak serius dalam pengelolaannya.
Oleh Pemerintah Daerah, sampah dibiarkan menumpuk seperti gunung. Ditambah alat berat rusak dan dibiarkan mangkrak di lokasi TPA Pesalakan.
Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat, merespon aksi unjuk rasa warga tersebut. Dihadapan warga, Mansur memohon agar TPA Pesalakan tidak ditutup dulu menunggu regulasi pemerintah daerah, sambil menunggu menyiapkan lahan pengganti TPA Pegongsoran.
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menangani sampah dan berikan kami waktu satu tahun. Saya merasakan bau sampah ini, tetapi saya tidak berdaya terkait anggaran," ujarnya.
Mansyur Hidayat meminta agar TPA Pesalakan ditata dengan mendatangkan alat berat diantaranya excvakator dan buldozeer sebagai solusi awal,dengan kapasitan besar untuk meratakan sampah pada lahan yang masih kosong.
"Jadi kami memohon, agar TPA Pesalakan ini jangan ditutup dulu. Kami meminta waktu untuk menyiapkan regulasi lahan baru termasuk anggaran dan perizinan, dan dalam waktu sesingkat ini kami akan mendatangkan alat berat untuk menyingkirkan sampah ke lahan yang yang masih kosong," kata Mansur.
Andi Rustono sebagai Ketua Kawali Jawa Yengah mengatakan, persoalan TPA Pesalakan itu telah lama terjadi dari mulai catut marut penataan, alat berat yang mangkrak dan rusak.
Tidak hanya itu, septic tank pembuangan tinja tertutup sampah sehingga menimbulkan persoalan baru seperti bau menyengat dan belatung yang masuk ke pemukiman.
"Alat berat rusak bertahun-tahun dibiarkan tanpa solusi sehingga sampah menggunung tidak bisa mendorong sampah ke tempat yang masih kosong. Sampah sudah mendekat ke pemukiman menimbulkan berbagai penyakit karena belatung masuk ke pemukiman," katanya.
Ditegaskan oleh Andi Rustono, untuk sementara waktu TPA Pesalakan ditutup menunggu penanganan awal sebagaimana dijanjikan oleh Plt Bupati Pemalang Mansur Hidayat untuk mendatangkan alat berat.
Truk sampah sementara tidak boleh masuk atau membuang sampah di TPA Pesalakan.
"Sementara truk sampah tidak boleh masuk menunggu usaha pemerintah Kabupaten Pemalang, berikan waktu penanganan dan kami akan kawal," tegasnya.
Editor
:
Tags
Berita Terkait

Kadis DLHK Mabar Hampir Memegang Tinja Ketika Bakti di Pasar

Desa Lapa Taman Sumenep Terima Program CSR Dari PLN UP3 Madura

Kadis Lingkungan Hidup Mabar Diduga Nyolong Mesin Genset untuk Keperluan Kampanye Edi Weng

Warga Keluhkan Merebak Lalat, Dinas LH Sergai Sebut Temukan Banyak 'Pelanggaran' di Ternak Ayam Desa Melati II

DPRD Kota Medan Dorong Pemkot Tingkatkan Pengelolaan Persampahan ke Sanitary Landfill

Begini Aturan Terbaru Pengelolaan Sampah ! Revisi Aturan Perdanya Sudah Disetujui DPRD Medan
Komentar